Jumat, 20 Agustus 2010

OPTIMALISASI MEMORI UNTUK MENINGKAKAN PRESTASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah yang mempunyai kelebihan di bandingkan dengan makhluk lainnya. Di antara kelebihan tersebut adalah di berikannya manusia akal, dengan akal tersebut mansuia dapat mencapai kemuliaan. Untuk meningkatkan daya akal dan kecerdasan manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah sarana penting untuk mewujudkan mansuia yang cerdas, terampil dan mempunyai ahlak yang mulia.
Pendidikan tidak akan lepas dengan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sarana ampuh dalam rangka menumbuhkan manusia pembelajar. Dengan demikian belajar merupakan langkah awal dan penting bagi manusia untuk mengasah otak dan pikirannya. Di sisi lain belajar merupakan aktifitas dalam pendidikan, yang akatiftas tersebut merupakan sebuah proses untuk mengetahui, memahami dan akhirnya menerapkan berbagai informasi yang diterima selama proses pembelajaran.
Manusia belajar, mengingat, dan berpikir, mereka juga merencanakan, memecahkan permasalahan dan menggunaan bahasa. Kebanyakan keistimewaan yang menarik dari tingkah laku manusia adalah bahwa kita belajar untuk mengubah tingkah laku kita ketika berhadapan dengan situasi baru. Kepentingan yang sama adalah kita telah belajar untuk memperluas dalam situasi baru, pada dasarnya sebelum belajar dan pengembangan konsep dan strategi meniru peristiwa yang akan terjadi dan yang akan datang. Ini fleksibel.
Sering terjadi prestasi belajar seseorang menurun atau kurang maksimal yang disebabkan oleh menurunnya fungsi otak terutama memori. Memori adalah bagian yang terpenting di dalam belajar karena dengan memori inilah manusia dapat menerina informasi, menyimpannya dan mereproduksinya. Dalam dunia pendidikan hal ini sangat penting bagi keberhasilan belajar yang ditunjukkan melalui prestasi belajarnya.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan jalan mengoptimalkan fungsi memori dalam proses pembelajaran.
Adapun cara-cara bagaimana mengoptimalkan funsi memori inilah yang akan menjadi topik dalam makalah ini. Relaksasi secara teratur, mendengarkan musik klasik, menata pikiran, menjaga kesehatan, tantanglah diri sendiri, cukup tidur, makan secukupnya, kurangi lemak, perbanyak minum, libatkan emosi, kembangkan ketajaman indra, kembangkan sikap mental positif, olahraga teratur, dan istirahat cukup akan sangat membantu mengoptimalkan memori kita.
Denngan memori yang baik akan dapat dipastikan prestasi belajar yang maksimal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Memori
1. Pengertian Memori
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Maka dari itu di samping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari memory. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia,maka ini menunjukan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya (Walgito 2004).
Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan.
Memori atau ingatan bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan dan organ tubuh lainya. De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan bahwa memori atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.
Untuk mengetahui bagaimana proses mengingat kembali itu terjadi maka perlu diketahui bagaimana prosesnya manusia bisa menyimpan informasi dalam ingatanya. Memori atau ingatan merupakan fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. Proses ingatan ini diukur dengan pengingatan (recall), reproduksi, pengenalan (recognition) dan belajar-ulang (relearning) (Chaplin,2005).
Selanjutnya menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998) memori adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan.
Dalam proses mengingat informasi ada tiga tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). Lebih lanjut dijelaskan dengan menggunakan contoh, misalnya : dalam sebuah pesta kita berkenalan dengan seseorang yang bernama Narti. Pagi harinya kita bertemu lagi dan masih mengenalinya. Kita memasukkan nama Narti ke dalam ingatan. Tahapan ini disebut dengan encoding dimana kita mengubah fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang diucapkan (Narti) menjadi kode-kode yang diterima ingatan, dan kita menyimpanya kedalam ingatan kita. Kita mempertahankan ingatan dari saat pesta hingga pagi hari merupakan (storage). Dan kita masih bisa mendapatkan dan mengenali bahwa orang tersebut adalah Narti, merupakan tahapan mengingat kembali (retrieval stage) sedangkan menurut Walgito (2004) mengingat kembali termasuk dari salah cara untuk menimbulkan kembali ingatan yang disebut dengan to recall
Lebih jelasnya Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada dua cara menimbulkan kembali informasi dalam ingatan, yaitu dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize). Jadi recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingatan kembali dengan cara mengingat kembali.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa recall memory adalah kegiatan individu untuk mengingat kembali informasi yang telah disimpan di dalam ingatannya.
2. Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan
Ada tiga tahap dalam memori manusia: memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Memori sensorik mencatat apa yang anda lihat, dengar, rasakan, rasa dan bau. Dengan kata lain, mencatat hal-hal yang ada dalam indra kita. Memori sensorik cukup pendek. Meskipun kita transfer ke memori jangka pendek, itu menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda.
Memori jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam memori jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Seperti memori sensorik, jumlah informasi yang bisa anda simpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Aturan umum adalah bahwa hanya lima hingga sembilan item informasi dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Ini adalah alasan bahwa memori jangka pendek adalah sangat “pendek.” Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatian sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali.
Memori jangka panjang, secara umum, ketika kita berbicara mengenai memory, kita memiliki memori jangka panjang dalam pikiran. Memori jangka panjang dapat menyimpan sejumlah informasi yang hampir tak terbatas. Memori jangka panjang berisi persepsi dan ide-ide yang berkisar dari beberapa menit lalu hingga awal kehidupan masa lalu kita. Memori jangka panjang seperti hard disk yang besar dari sebuah komputer raksasa di mana informasi tidak terbatas dapat disimpan selama seumur hidup. Dalam memori inilah kita membangun ide-ide dan pengalaman, dan menunjukan kembali informasi ketika kita membutuhkannya.
Jika hal ini terdengar rumit – Ajaibnya, otak kita umumnya bisa melakukan pencapaian luar bisa dalam mengumpulkan informasi tanpa hambatan. Dengan latar belakang tersebut, kita akan menjelajahi sebuah pertanyaan yang terjadi pada kebanyakan orang dari waktu ke waktu: Apa perbedaan antara apa yang anda ketahui dan apa yang anda tahu untuk bagaimana melakukannya?
Manusia memiliki dua jenis ingatan jangka panjang: deklaratif dan prosedural. Memori Deklaratif adalah memori gagasan atau peristiwa. Memori Prosedural adalah mengingat bagaimana melakukan sesuatu. Mengeluarkan kata-kata sendiri membantu kita menunjukkan yang mana; “memori deklaratif” yaitu memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu atau declare. “Prosedural memori” membantu kita untuk melakukan sesuatu – yaitu untuk “berproses”. Memori prosedural sering tidak mudah untuk didiskusikan, atau dijelaskan. Bahkan ketika kita tidak bisa menjelaskan bagaimana kita melakukan sesuatu, kita sering dapat menggunakan ingatan prosedural tanpa sadar berpikir tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana berproses.
Belajar dan ingatan prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-benar aman. Sekali sebuah “memori prosedural” telah dilatih secara mental atau dipraktekkan secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama-lama. Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya bertahun-tahun yang lalu.
Sekarang, satu tingkat lebih kompleks. Memori deklaratif muncul dalam dua tingkatan: “memori semantik” dan “memori episodik.” Memori semantik adalah teoritis atau abstrak. Hal ini tidak tergantung pada waktu dan tempat. memori semantik adalah sepotong informasi. Sebagai contoh, dengan mengetahui bahwa sebuah apel disebut sebagai “buah” adalah memori semantik. Mengetahui bahwa dua tambah dua sama dengan empat juga memori semantik. Anda dapat mengingatnya, menetapkannya, anda memahaminya, dan anda dapat menggunakannya untuk menghitung hal, tetapi tidak mewakili sesuatu nyata atau jelas.
Memori episodik adalah pengetahuan faktual didasarkan pada pengalaman pribadi dalam waktu dan tempat tertentu. Ini adalah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang anda rasakan. Sebagai contoh, jika anda berpikir tentang candi borobudur ketika anda mengunjungi sebagai seorang anak, anda mengalami suatu memori episodik. Contoh lain: anda dapat mengatakan, “Ketika kita berada di toko kemarin, Edi membeli dua apel dan Surti membeli dua apel, jadi ketika kita pulang, kita membawa empat apel”. Anda menggunakan memori semantik untuk menerapkan rumus untuk empat apel yang merupakan bagian dari memori episodik atau memori dari sebuah “episode” dalam hidup anda.
Istilah-istilah dan konsep-konsep ini penting karena jenis memori yang berbeda-beda terbentuk dan disimpan oleh otak dengan cara yang berbeda dan berbeda lokasi. Ingatan merupakan subjek daripada perbaikan atau kerusakan dalam cara yang berbeda pula. Sebagai contoh, tidak semua jenis kenangan/ingatan dipengaruhi oleh penuaan dengan cara yang sama. Ingatan bisa hilang karena faktor usia maka gunakan diri kita sebagai subjek perbaikan dalam memperkuat syaraf-syaraf otak kita. Ketika anda terus belajar dan belajar mengenai memori, ingat ide dasar ini dan diagram untuk membantu anda menempatkan pengetahuan baru.
3. Jenis-jenis Memori
Proses merecall memory atau mengingat kembali sebuah informasi terkait erat dengan jenis memory atau ingatan yang akna dimunculkan kembali. Dalam ilmu psikologi, memory atau ingatan menjadi pokok bahasan. Ada beberapa tokoh yang membahas mengenai memory atau ingatan itu sendiri. Salah satunya adalah
Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998) mengajukan konsep memori yang dibedakan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory)
Etseem (dalam Ismoyo 2006) menjelaskan lebih lanjut mengenai memori sensori. Memori sensori adalah suatu sistem memori yang dirancang untuk menyimpan informasi yang diterima dari sel-sel reseptor dalam waktu yang amat pendek. Memori sensori mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari panca indera yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit.
Pengertian memori jangka pendek adalah salah satu proses penyimpanan informasi yang bersifat sementara. Informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek berisi informasi yang terpilih dari memori sensori. Kapasitas memori jangka pendek. Jumlah informasi yang tersimpan dalam memori jangka pendek lebih kecil bila dibandingkan dengan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Etseem (dalam Ismoyo 2006).
Pendapat senada juga dikemukakan oleh, Yacobs (dalam Solso 1995) yang mengadakan penelitian dengan menyebutkan beberapa angka pada pendengar tanpa pola urutan tertentu, kemudian pendengar disuruh menulis kembali kata-kata tersebut, ternyata yang dapat diingat hanya tujuh angka. Dengan menggunakan tanda titik angka, kata dan lainnya menunjukkan hasil yang sama yakni memori jangka pendek terbatas hanya 7 +/- 2 unit.
Davidoff (dalam Ismoyo,2006) menjelaskan bahwa memori jangka panjang (long term memory). diartikan sebagai tempat penyimpanan informasi yang bersifat permanen dibandingkan memori jangka pendek. Memori jangka panjang disebut juga sebagai “gudang” atau tempat penyimpanan informasi yang kapasitasnya tidak terbatas. Memori jangka panjang memungkinkan manusia mengingat kembali informasi masa lalu dan menggunakan informasi yang ada untuk mengerti apa yang terjadi sekarang. Misalnya, nama individu sendiri, rasa jagung rebus, lagu semasa kanak-kanak, dan abjad a-z merupakan bahan yang tersimpan dalam penyimpanan memori jangka panjang.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bawa jenis-jenis memori antara lain adalah memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).
4. Tahap-tahap Memori atau Ingatan
Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul kembali
Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu
a. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).
b. Penyimpanan ingatan (storage).
c. Mengingat kembali(retrieval).
Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan kembali (remembering). Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut

5. Cara untuk Meningkatkan Memori
a. Relaksasi secara teratur
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ingatan adalah berusaha mengendorkan ketegangan seluruh otot tubuh sebelum mempelajari sesuatu yang baru. Menurut ahli, relaksasi otot dapat mengurangi kecemasan yang sering dirasakan seseorang ketika berusaha mempelajari hal baru.
b. . Dengarkan musik klasik
Menurut Dr. Frances Ranscher dan Dr. Gordon Show, peneliti dari Universitas California, AS, orang yang sering mendengarkan musik klasik akan mengalami peningkatan kemampuan penalaran. Menurut penulis The Mozart Effect, Don Campbell, mendengarkan musik klasik juga akan membantu ingatan dan pembelajaran.
c. . Menata pikiran
Membentuk urutan informasi (mengelompokkan informasi) akan membuat sesuatu lebih mudah diingat. Ini juga akan mempermudah otak untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan diketahui.
d. Jaga kesehatan
Tentu, gangguan kesehatan dapat mengganggu ingatan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa dalam periode 25 tahun, pria penderita hipertensi akan kehilangan kemampuan kognitif hingga dua kali lipat dibandingkan pria bertekanan darah normal. Penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia 70-an, seseorang tidak akan mudah mengalami penurunan kemampuan kognitif jika mereka tetap aktif secara fisik.
e. . Tantanglah diri sendiri
Otak memproduksi senyawa kimia neurotransmitter yang membawa pesan antar-sel yang terlibat dalam ingatan. Ketersediaan neurotransmitter ini akan meningkat apabila otak sering digunakan untuk menyelesaikan tantangan yang menuntut pemecahan masalah.
f. . Cukup tidur
Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi yang kompleks. Penelitian di Universitas de Lille, Prancis, mengindikasikan bahwa otak memerlukan tidur untuk mempertahankan kemampuan mengingat informasi yang kompleks.
g. . Makan secukupnya, kurangi lemak, perbanyak minum
Pilih makanan yang rendah lemak dan rendah kalori, serta memperbanyak minum air putih. Air putih dapat membantu pencernaan dan pernapasan, meningkatkan kapasitas pembawaan oksigen dalam darah, serta mempertahankan kesehatan sel.
h. . Libatkan emosi
Pasalnya, peningkatan ingatan tentang suatu kejadian terkait erat dengan peningkatan emosi. Dan pengalaman yang melibatkan emosi akan lebih mudah diingat daripada pengalaman biasa.
i. . Kembangkan ketajaman indera
Cobalah praktikkan keterampilan pengamatan dan belajar memperhatikan sesuatu dengan menggunakan seluruh indera kita. Jika ingin mengingat sesuatu, berhentilah sejenak, perhatikan dan catat apa yang ingin kita lihat.
j. Kembangkan sikap mental positif
Gantilah setiap sikap mental negatif atau kritik terhadap diri sendiri menjadi sikap yang positif, karena hal itu akan menimbulkan rasa percaya diri yang berpengaruh positif terhadap daya ingat.
k. . Olahraga teratur
Selain meningkatkan kekuatan fisik, olahraga juga dapat membantu fungsi ingatan kita dengan menjamin suplai oksigen dan darah ke otak. Olahraga juga menstimulus endorfin, yaitu neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang, yang dapat meningkatkan keceriaan dan menjadi pemicu untuk pembelajaran dan ingatan.
l. . Istirahat cukup
Yang tak kalah penting adalah istirahat cukup. Supaya fungsi otak bisa maksimal, otak membutuhkan istirahat untuk mengendapkan dan mengkonsolidasikan ingatan. Istirahat yang dibutuhkan otak bervariasi, tergantung pada kerumitan dan kebaruan informasi, serta pengalaman orang yang bersangkutan. Cara yang baik adalah memberi waktu istirahat otak 3 hingga 10 menit setelah otak beraktivitas selama 10 hingga 50 menit.
6. Makanan Yang dapat Meningkatkan Memori
Dalam otak manusia terdapat satu triliun sel otak termasuk 100 miliar sel saraf aktif (neuron) dan 900 miliar sel lain yang merekatkan, memelihara dan menyelubungi neuron. Setiap satu dari 100 miliar neuron tersebut dapat tumbuh bercabang hingga sebanyak 20.000 cabang (dendrit).
Cabang yang seperti sebuah pohon ini berfungsi menyimpan informasi. Kehebatan lain: sel otak aktif mampu membentuk koneksi (sinapsis) dengan kecepatan luar biasa (3 miliar per detik!). Koneksi tersebut adalah kunci kekuatan otak. Salah satu cara mempertahankan koneksi yang baik tersebut adalah dengan memperhatikan asupan gizi sehari-hari, berikut adalah sepuluh besar makanan pemacu ingatan:
a. Ikan: (terutama ikan air tawar seperti salem, trout, tuna, herring, makarel dan sarden) banyak mengandung lesitin (kolin), fenilalanin, asam ribonukleat, tirosin, DMAE, vitamin B6, niasin/B3, tembaga, protein, seng, asam lemak omega-3 (DHA), vitamin B12.
b. Telur: mengandung fenilalanin, lesitin (kolin), vitamin B6, vitamin E.
c. Kedelai: mengandung lesitin (kolin), asam glutamik, fenilalanin, vitamin E, besi, seng, protein, vitamin B6.
d. Daging sapi tanpa lemak: mengandung fenilalanin, lesitin (kolin, asam glutamik, besi, seng.
e. Hati ayam: mengandung tirosin, vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, protein, zat besi.
f. Gandum: mengandung lesitin (kolin), asam glutamik, vitamin B6, magnesium, vitamin E, vitamin B1.
g. Ayam: mengandung fenilalanin, vitamin B6, niasin/B3, protein.
h. Pisang: mengandung tirosin, magnesium, potassium, vitamin B6.
i. Produk susu rendah lemak: mengandung fenilalanin, tirosin, slutamin, protein, ALC, vitamin B12
j. Alpukat (avocado): tirosin, magnesium.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif siswa dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1987). Karena itu, sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar, maka pengertian belajar yang dimaksud di sini dikaitkan dengan efektivitas metode Mind Map yang digunakan dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah hasil evaluasi pendidikan yang dicapai oleh siswa setelah menjalani proses pendidikan formal dalam jangka waktu tertentu dan hasil tersebut berwujud angka-angka (Soeryabrata, 1998). Sedangkan menurut Poerwadarminta (dalam Tanaya, dkk, 1999) mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil belajar.
Masrun dan Martaniah (dalam Muryono, 1996) mendefinisikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan. Dengan perkataan lain, prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”


BAB III
PEMBAHASAN
A. Mengoptimalkan Memori Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Berdasarkan uriaan dalam kajian pustaka, kita dapat mengetahui bahwa prestasi belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dengan memori atau ingatan seseorang. Karena prestasi belajat yang baik biasanya ditunjukkan oleh adanya daya ingat yang baik sehimgga seseoramg dapat mereproduksi pengetahuan-pengetahuan yang telah tersimpan di dalam memori jangka panjangnya.
Ada seseorang yang lupa meletakkan kunci, kemudiania berusaha keras mengingatnya, tapi tetap saja lupa. Ingatan atau memori di mana kunci diletakkan tak kunjung muncul. Jika peristiwa itu sering terulang, jangan dulu risau. Belum tentu ia pikun, meskipun usianya mulai lanjut.
Berdasar hasil riset, berapa pun usia seseorang kemampuan otak belum terlambat untuk ditingkatkan.Asalkan mengetahui bagaimana cara kerja otak. Riset terbaru American College of Neuropsychopharmacology's Annual Meeting menjelaskan bahwa orang tua di Amerika dapat meningkatkan kemampuan memorinya dengan mengubah sedikit cara hidup mereka. Yaitu dengan melatih memori, berolahraga, makan makanan sehat, dan mengurangi tingkat stres.
Menurut Gary Small, MD, guru besar ilmu psikiatri University of California Los Angeles, melakukan memory exercise dan mengurangi stres secara rutin dapat meningkatkan kemampuan memori seseorang. Ditambah diet sehat dan olahraga rutin. Kesimpulan ini berdasarkan riset dalam rentang waktu 14 hari, dengan melibatkan beberapa sukarelawan. Para peserta dipantau peningkatan memorinya dengan melakukan empat cara. Pertama, latihan otak: mereka melakukan olahraga otak dengan permainan puzzle selama sehari untuk merangsang otak. Kedua, diet sehat: mereka makan lima kali sehari, dengan diet seimbang, tinggi lemak Omega-3. Kemudian mengonsumsi lima makanan kecil sehari untuk mengatur kadar glukosa dalam darah, yang merupakan sumber energi utama bagi otak. Ketiga, olahraga fisik: berjalan cepat dan melakukan peregangan setiap hari untuk meningkatkan kesehatan fisik. Keempat, penurunan stres: melakukan peregangan dan relaksasi untuk mengatur stres. Sebab stres menyebabkan tubuh melepaskan kortisol. Zat ini dapat merusak pusat memori di otak. Masing-masing peserta dites fungsi otaknya sebelum dan setelah 14 hari penelitian, menggunakan positron emission tomography (PET) scan. Hasilnya, ada peningkatan memori. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan 5% metabolisme otak pada regio dorsal lateral prefrontal di otak. Artinya, kerja memori dan fungsi kognitif otak mereka lebih efisien. Apakah pertambahan usia menyebabkan kerusakan memori? Pada usia tua, manusia kehilangan sekitar 40% neuron dalam otak. Selama ini diyakini, itulah penyebab menurunnya kapasitas otak untuk menerima, menyimpan, mengolah, dan mengeluarkan informasi.
Tapi, menurut Dr. Albert dari Univesitas Harvard, bukan sel-sel otak atau neuron yang menentukan fungsi intelektual otak, melainkan korteks --tempat memori dan berpikir. Riset tentang kerusakan otak pernah dilakukan Dr. Peter Davies, Direktur Penelitian Otak Penderita Alzheimer di Albert Einstein College of Medicine, New York. Menurut dia, otak yang sehat tetap berfungsi sangat baik sampai hari tua. Anjloknya kemampuan otak disebabkan penyakit, seperti diabetes, arteri karotid yang menebal, tekanan darah sistolik yang tinggi, dan stadium awal alzheimer.
Sebuah studi menemukan kelainan sel-sel otak mengecil bila kebanyakan alkohol, demikian pula dengan alzheimer. Studi di Universitas California menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami sleep apnea menunjukkan kehilangan jaringan di daerah otak yang membantu mempertahankan memori. Menurut peneliti utama Ronald Harper, seorang profesor neurobiologi di David Geffen School of Medicine UCLA, temuan mereka mengenai gangguan tidur dapat mengarah pada kerusakan otak serius yang mengganggu memori dan pikiran.
Penderita sleep apnea berhenti bernapas dan sering bangun saat tidur malam, yang mengarah pada kelelahan kronik dan masalah ingatan dan konsentrasi. Penelitian telah menghubungkan sleep apnea dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung dan diabetes. Di dalam studi ini, tim UCLA menggunakan MRI untuk memindai otak penderita sleep apnea. Para peneliti fokus pda struktur otak yang disebut badan mamiliari, terletak di bagian dalam otak. Studi ini menemukan bahwa badan mamiliari dari 43 pasien penderita sleep apnea kebanyakan 20% lebih kecil daripada mereka yang 66 tahun tanpa sleep apnea. hasil ini dipublikasikan di dalam Neuroscience Letter edisi 27 Juni 2008.
Menurut Harper, penurunan oksigen berulang yang dialami penderita dapat mengarah pada kerusakan otak. Kekurangan oksigen selama episode sleep apnea dapat menyebabkan kematian sel-sel otak. Penurunan ukuran badan mamiliari menjelaskan bahwa badan ini mengalami kejadian buruk yang menyebabkan ukuran sel menurun. Fakta bahwa masalah memori pasien terus berlanjut walaupun ditangani gangguan tidurnya menunjukkan kerusakan otak jangka panja Belajar berperan penting dalam psikologi kontemporer. Kebanyakan tingkah laku manusia dapat dikatakan mempengaruhi belajar, khususnya pada akhir masa dewasa. Pada waktu proses kelahiran bayi, hanya sedikit dasar-dasar yang dipelajari seperti tanggapan menangis, makan, dan penggantian, bahkan tanggapan ini dapat dirobah melalui proses belajar, sebagai contoh; anak-anak menginginkan makan pada waktu-waktu tertentu dan tidak pada waktu yang lain, dia kadang-kadang belajar bahwa menangis kadang mungkin atau tidak mungkin diperhatikan orang tua mereka, tergantung keadaan; dan ia akhirnya menjadi terlatih.
B. . Arti Penting Belajar Bagi Manusia
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan kegiatan yang, sebenarnya, merupakan, “gejala belajar”, dalam arti mustahillah melakukan kegiatan itu, kalau kita tidak belajar terlebih dahulu. Misalnya kita mengenakan pakaian, kita makan dengan menggunakan alat-alat makan, kita berkomunikasi satu sama lain dalam bahasa nasional, kita bertindak sopan, kita mengemudikan kendaraan bermotor dan sebagainya. Jadi apa yang menjadikan semua kegiatan itu suatu gejala belajar. Kemampuan untuk melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada, maka terjadilah proses perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya mengamati orang itu. Bahkan, hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tampa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Jadi yang dikatakan dengan belajar itu adalah “suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”
C. Ruang Lingkup Manusia belajar dan Pemahaman
Para pakar sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pemahaman sangat erat, sehingga satu dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri. Memori biasanya disebut juga dengan ingatan, tetapi menurut Muhibbin Syah memori adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan merupakan storage system, yaitu sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang ada dalam otak manusia.
Sebagai topik dalam psikologi belajar, manusia belajar hanya menunjukkan situasi kelas situasi penyesalan yang luas dan melibatkan manusia. perasaan lebih besar studi manusia belajar melibatkan jangkauan luas
topik dari kondisi simple menuju ke proses kompleks dalam memecahkan masalah. terutama pada proses yang melibatkan tentang transfer ketrampilan dan pengetahuan. sebagai contoh, ketrampilan lisan seperti bahasa ia akan suatu kejadian manusia belajar. Dengan cara yang sama, pelajaran untuk mengemudi, untuk membaca, atau untuk menjadi ahli, dalam beberapa atletik ketrampilan juga membutuhkan manusia belajar. sedikit banyaknya tingkatan lebih terbatas, istilah pelajaran kadang-kadang mengacu pada belajar situasi dan prinsip karakteristik manusia, menyediakan satu basis untuk membedakan prinsip manusia belajar dan prinsip belajar dari binatang.
Bagaimanapun, karakter yang terintegrasi terpelajar dan keadaan umum tentang prinsipnya .


DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, T. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori. Anima, Indonesian . Psychological Journal. 2001. Vol. 17. No. 1. 26-35
Atkinson, R , Richard, A, Hilgard, E .2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1, Edisi 8. . Penerjemah : Agus, D, Michael, A. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Edisi 1, Cetakan 10. Jakarta: PT . RajaGrafindo Persada.

Ismoyo, Dina A.W. 2006. Pengaruh Musik Instrumental Terhadap Memory Jangka . Pendek. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).

Matlin, M. W. 1998. Cognition. Fourth Edition. Florida : Harcourt Brase & Company.
Muryono. 1996. Intelegensi dalam hubungannya dengan prestasi belajar. Jurnal . Anima, Volume XI, 174-183.
Sumber : http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/12-langkah-meningkatkan-. ingatan&channel=kesehatan%2Fumum
Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Tanaya, H. T., Hartanti & Kartika, A. 1999. Perbedaan prestasi belajar matematika . antara kompetisi peringkat kelas dan metode kompetisi alternatif. Jurnal Anima, . Volume XIV, 259-270.
Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar: