PERAN PEMBIMBING SEBAYA
DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
(TINJAUAN)
Disusun Dalam Rangka Lomba Karya lmiah Bagi Guru Kabupaten Sleman Tahun 2008
JUARA III
Oleh :
Dra. SUNARTI
NIP. 490032348
GURU BIMBINGAN KONSELING
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
BEDOYO, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN
YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :
“PERAN PEMBIMBING SEBAYA DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN”
Disusun oleh :
Nama : Dra. Sunarti
NIP : 490032348
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Disyahkan oleh Kepala Sekolah
Pada tanggal 12 Agustus 2008
Cangkringan, 12 Agustus 2008
Kepala Sekolah
Drs. Shobariman
NIP. 131908808
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya , sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini diberi judul “Peran Pembimbing Sebaya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cangkringan”.
Dengan karya tulis ini penulis ingin berbagi pengalaman kepada rekan-rekan sejawat guru Bimbingan Konseling di Kabupaten Sleman khususnya dan guru pembimbing pada umumnya tentang peran Pembimbing Sebaya (PS) dalam membantu keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Konseling.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Shobariman selaku kepala, yang telah banyak memberikan masukan dan bimbinganya sehingga tersusun karya tulis ini
2. Teman sejawat BK yang telah banyak memberikan dorongan, dalam penulisan karya tulis ini.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini.
Akhirnya, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Sleman, 12 Agustus 2008
Penulis
Dra. Sunarti
NIP. 490032348
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………..………..………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iv
ABSTRAK………………………………………………………………………….vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
A. Latar Belakang ……….….…………………………………………………1
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………6
C. Manfaat Penulisan…………………………………………………………..6
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………….9
A. Pengertian Peran……………………………………………………………9
B. Pengertian Pembimbing Sebaya……………………………………………9
1. Mengapa Harus Pembimbing Sebaya?.................................................10
2. Peran dan Fungsi Pembimbing Sebaya………………………………..11
3. Cara Menjadi Pembimbing Sebaya……………………………………12
C. Pengertian Bimbingan dan konseling……………………………………...13
1. Tujuan Bimbingan dan Konseling………………………………………14
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling …...………………………………….14
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling……………………………………15
4. Kegiatann Pokok Bimbingan dan Konseling……………………………15
5. Bidang Bimbingan dan Konseling………………………………………16
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………19
A. Pentingnya Pembimbing Sebaya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling20
B. Langkah-langkah Kegiatan………………………………………………….26
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya….………………………………….26
2. Pelatihan Pembimbing Sebaya………………………………………….28
3. Pelaksanaan Kegiatan……………………………...……………………28
4. Materi yang Diberikan dalam Pelatihan Pembimbing Sebaya………….29
5. Tahap Akhir atau Evaluasi………………………………………………30
C. Pembimbing Sebaya di SMA N 1 Cangkringan…………………………….32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………38
A. Kesimpulan…………………………………………………………………38
B. Saran………………………………………………………………………..39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………40
ABSTRAK
Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah membantu siswa menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya. Peran Guru Bimbingan dan Konseling sangat penting, karena dalam upaya menemukan pribadinya, mengenal lingkungannya, dan merencanakan masa depannya tidak jarang siswa menemukan berbagai hambatan dan kesulitan. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa ini memerlukan bantuan dari orang lain yang dianggap mampu dan mau memecahkan masalahnya. Guru Bimbingan dan Konseling adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh siswa dalam memecahkan masalah-masalahnya, akan tetapi jumlah Guru BK yang ada di sekolah terkadang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada, yaitu bila pemerintah telah menetapkan rasio 1:150 atau satu orang Guru BK mengampu 150 siswa, hal ini masih dirasa terlalu banyak, akan tetapi kenyataannya di lapangan rasio Guru BK dengan jumlah siswa bisa mencapai 1:250, artinya tiap satu Guru BK mengampu 250 siswa bahkan kadang-kadang lebih. Karena rasio yang tidak sebanding inilah maka sering tugas-tugas Guru BK banyak yang terbengkalai terutama tugas-tugas administrasi.Di samping rasio yang tidak seimbang, letak geografis sekolah juga menjadi kendala yang cukup serius dalam keberhasilan Layanan Bimbingan dan Konseling, seperti letak geografis SMA Negeri 1 Cangkringan yaitu ada di lereng Gunung Merapi dan sebagian besar siswanya tinggal di daerah yang belum terjangkau oleh transportasi umum, sangat menyulitkan guru BK saat hendak mengadakan kunjungan rumah ketika siswa mengalami masalah. Selain itu siswa kadang-kadang kurang terbuka terhadap guru dalam mengungkapkan masalahnya disebabkan rasa malu,takut dan sungkan.Oleh karena itu remaja dalam hal ini siswa SMA, dapat diberdayakan dan digali potensinya agar mempunyai andil dalam pelayanan yang diperuntukan bagi dirinya yaitu dengan dibina dan dilatih menjadi Pembimbing Sebaya (PS), karena dengan teman sebayanyalah biasanya remaja mau mengungkapkan segala permasalahannya tanpa perasaan malu, takut dan sungkan. PS menyampaikan sesuatu dengan bahasanya sendiri sehingga mudah dipahami oleh sesamanya. Siswa yang dipilih menjadi PS adalah siswa-siswa pilihan yang mempunyai prestasi baik, kepribadian baik dan motivasi yang tinggi. Mereka dapat dipilih antara lain dengan angket sosiogram. Setelah terpilih kemudian mereka diberi pelatihan. Materi yang diberikan antara lain tentang: tujuan dan fungsi Bimbingan dan Konseling, prinsip-prinsip BK, masalah-masalah remaja, tata karma, dan hal-hal yang berhubungan dengan remaja. Dengan diberdayakannya siswa sebagai PS, maka pelayanan Bimbingan dan Konseling akan semakin baik dan optimal, di satu sisi informasi yang tergali tentang siswa akan semakin banyak dan lengkap, disisi lain Guru BK akan sangat terbantu dalam melaksanakan tugasnya. PS juga akan memperoleh pengalaman dan tambahan pengetahuan yang bemanfaat bagi diri dan masa depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan :
1. Menemukan pribadi, maksudnya adalah agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal penggembangan lebih lanjut.
2. Mengenal lingkungan, maksudnya adalah agar siswa mengenal secara obyektif lingkungan sosial dan ekonomi lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua kondisi lingkungan itu (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) secara positif dan dinamis pula.
3. Merencanakan masa depan, maksudnya adalah agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri, baik yang menyangkut pendidikan, karir dan keluarga.
Pada masa ini yaitu masa SLTA, adalah masa usia 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan masa remaja. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Dalam masa remaja ini remaja banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan fisik, psikhis dan sosial.
Untuk itu peran Guru Bimbingan Konseling (BK), menjadi sangat penting, karena dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diuraikan di atas biasanya siswa mengalami hambatan-hambatan yang tidak mampu diatasinya sendiri, mereka butuh orang lain yang bisa membantu dan mau mengerti keadaan dirinya serta masalah-masalah yang dihadapinya. Akan tetapi tidak semua mau mengerti dan membantu kesulitan-kesulitannya itu, Guru BK adalah salah satu orang yang dapat diharapkan oleh siswa dalam hal ini, untuk membantu memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja juga merupakan masa pencarian jati diri dan identitas diri sehingga mereka mengalami banyak gejolak.
Akan tetapi kenyataan di lapangan bahwa tugas guru BK itu sangat banyak dan padat antara lain: tugas analisa data siswa, tugas pengusulan berbagai macam beasiswa, tugas mengatasi masalah-masalah yang terjadi di sekolah, dan tugas-tugas lain baik yang berhubungan dengan Layanan Bimbingan dan Konseling maupun tugas yang tidak ada hubungannya dengan Layanan Bimbingan dan Konseling. Apalagi rasio Guru BK dengan jumlah siswa sangat tidak seimbang, bila pemerintah telah menetapkan tiap satu Guru BK mengampu 150 siswa atau 1:150 saja, dirasa masih terlalu berat, kenyataan yang terjadi di lapangan rasio bisa mencapai 1:250, bahkan lebih, sehingga banyak tugas BK yang terbengkalai, terutama tugas-tugas administrasi.
Disamping itu letak geografis sekolah seperti yang ada di SMA N 1 Cangkringan yang berada di lereng Gunung Merapi, di mana sebagian besar siswanya berasal dari daerah-daerah terpencil dan di antara bukit-bukit rimbun yang sulit dijangkau oleh transportasi umum dan jaraknya cukup jauh dari kampus, membuat Guru Bimbingan dan Konseling kadang-kadang mengalami kesulitan dalam melakukan Home Visit
Siswa kadang-kadang kurang terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada Guru Bimbingan dan Konseling, karena ada perasaan sungkan, malu dan takut, jangan-jangan bila permasalahannya diuangkapkan nilai pelajarannya akan jelek atau bahkan tidak naik kelas, ini sebenarnya merupakan anggapan yang keliru dan perlu diluruskan, untuk meluruskan anggapan bahwa Guru BK adalah polisi sekolah, tukang hukum, dan tukang mencari-cari kesalahan siswa diperlukan sinergi yang dinamis di antara stakeholder yang ada di sekolah. Guru lain yang ada di sekolah juga mempunyai kewajiban yang sama dalam menegakkan disiplin dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa, sehingga tidak selalu melemparkan siswa-siswa yang melanggar perauran sekolah, siswa-siswa yang berperilaku menyimpang kepada Guru BK.
Satu-satunya tempat atau orang yang bisa diajak bicara, menyampaikan segala permasalahan adalah teman sebayanya di sekolah. Teman sebaya dianggap sebagai orang yang mau mengerti dan paling peduli terhadap permasalahan yang sedang dihadapi tanpa harus menggurui atau memarahi, dan memberi penilaian baik buruk atau positif negatif. Teman sebaya juga dianggap sebagai sahabat curhat yang paling aman mereka punya bahasa yang sama dalam berkomunikasi sehingga siswa dengan mudah dapat menyampaikan masalahnya dan tidak harus belajar bagaimana berbicara yang sopan, resmi, serta halus seperti kalau hendak berbicara dengan guru.
Untuk itulah maka guru Bimbingan dan Konseling harus mampu menangkap potensi yang ada yang harus diberdayakan, yaitu teman sebayanya atau teman sekelasnya untuk dijadikan tempat sebayanya menyampaikan permasalahan, ia dituntut dia harus mempunyai ketrampilan mendengarkan dan memberi solusi yang tepat dan bertanggung jawab, agar mereka dapat dijadikan mitra Guru Bimbingan dan Konseling, dan menjadi alternatif bagi siswa dalam menyelesaikan masalahnya, Pembimbing Sebaya ini juga dapat membantu tugas Guru Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai siswa.
Guru Bimbingan dan Konseling berkewajiban memberikan bekal pengetahuan kepada siswa agar siswa-siswa tersebut dapat berperan aktif dalam tugasnya sebagai Pembimbing Sebaya sesuai tujuan yang diharapkan.
Apabila Pembimbing Sebaya yang ada di sekolah dapat diberdayakan, tidak mustahil Layanan Bimbingan Konseling akan dapat berjalan dengan maksimal dan siswa dapat memperoleh akses yang proporsi sesuai dengan kebutuhannya. Informasi dan data yang mendukung untuk memberikan Layanan Bimbingan Konseling juga akan semakin lengkap dan akurat.
Siswa yang ditunjuk sebagai Pembimbing Sebaya juga dapat mengambil manfaat yang berguna bagi perkembangan dirinya di masa sekarang dan yang akan datang, karena dengan menjadi Pembimbing Sebaya secara langsung maupun tidak langsung mereka akan memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman serta belajar bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun kepada guru dan sekolah di tempat di mana dia belajar dan menuntut ilmu. Orang tua siswa juga akan merasa bangga karena anaknya di sekolah punya peran dan andil dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah.
B. Tujuan Penulisan
Dari rumusan di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Meningkatkan keberhasilan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Cangkringan.
2. Meningkatkan peran Pembimbing Sebaya sebagai aset yang perlu diberdayakan.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada siswa yang diberi tugas sebagai Pembimbing Sebaya dalam membantu tugas guru Bimbingan Konseling.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah :
1. Bagi Siswa
a. Siswa sebagai subjek bimbingan diharap akan dapat memperoleh Layanan Bimbingan dan Konseling dengan adanya Pembimbing Sebaya, karena semakin banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu melayani kebutuhannya, akan semakin banyak pula siswa yang terlayani.
b. Tidak ada perasaan sungkan dan malu dalam berkonsultasi, karena dengan berkonsultasi kepada teman sebayanya akan semakin terbuka siswa mengungkapkan masalahnya.
c. Siswa sebagai Pembimbing Sebaya diharapkan dapat mengambil pelajaran dalam proses pemberian Layanan Bimbingan Konseling, menambah wawasan dan pengalaman, menambah kedewasaan serta rasa tanggung jawab.
2. Bagi Guru
Guru dalam hal ini adalah guru Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat memperoleh manfaat karena :
a. Adanya Pembimbing Sebaya yang dapat menjadi mediator dalam pengumpulan data dan informasi tentang siswa yang memerlukan bantuan.
b. Tersedianya tenaga yang dapat membantu meringankan tugas-tugas Guru BK dalam Layanan BK, seperti tugas administrasi yang sifatnya tidak rahasia, tugas Kunjungan Rumah.
3. Bagi Sekolah
Dengan adanya Pembimbing Sebaya ini akan memberikan sumbangan dalam rangka keberhasilan layanan bimbingan konseling dan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah, sesuai dengan Visi SMA N 1 Cangkringan yaitu: Sekolah unggul, dinamis, berdisiplin tinggi, berkepribadian dan siap bersaing di era global.
Sedangkan misi sekolah SMA Negeri 1 Cangkringan adalah :
a. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dengan menerapkan kurikulum yang telah ditetapkan.
b. Memanfaatkan segala sumberdaya yang ada untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
c. Memantapkan nilai-nilai agama, kedisiplinan dan kemandirian dalam diri peserta didik sehingga terwujud kepribadian yang kuat.
d. Meningkatkan kualitas SDM secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Menerapkan manajemen partisipasif dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran
Menurut kamus Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (2002), peran adalah “tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.
B. Pengertian Pembimbing Sebaya
Dalam Panduan Pendidikan Sebaya Indonesia Youth Partnership disebutkan bahwa :
Pembimbing Sebaya (PS) atau Peer Education (PE) adalah suatu proses yang mana remaja yang memiliki motivasi dan terlatih dengan baik melakukan aktivitas bersifat informal namun terorganisasi bersama teman sebayanya (mereka yang memiliki kesamaan umur, latar belakang atau minat) dalam waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keyakinan dan ketrampilan serta menjadikan mereka bertanggung jawab.
Sedangkan Kelompok Sebaya adalah :
sekelompok orang atau kelompok anak-anak atau pemuda yang berumur sama atau berasosiasi sama dan mempunyai kepentingan tertutup seperti persoalan-persoalan anak-anak umur sekolah sampai dengan masa remaja (adolesence). Menurut WF Connell (1972 ).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembimbing Sebaya adalah : Sekelompok orang atau kelompok anak-anak atau pemuda yang memiliki motivasi dan telah terlatih dengan baik untuk mengadakan suatu proses atau aktivitas atau tindakan yang bersifat informal maupun terorganisir bersama teman sebayanya dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keyakinan dan ketrampilan serta menjadikan mereka bertanggung jawab.
1. Mengapa Harus Pembimbing Sebaya?
Seorang remaja dalam kelompok sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku, baik perilaku yang positif maupun perilaku yang negatif. Kepercayaan pada Pembimbing Sebaya di mata kelompoknya benar-benar merupakan dasar yang penting dalam menciptakan Pembimbing Sebaya tersebut.
Dalam berkomunikasi dengan sebayanya Pembimbing Sebaya biasanya menggunakan bahasa yang sama sehingga informasi akan lebih mudah dipahami.
Pembimbing Sebaya juga merupakan suatu cara untuk memberdayakan remaja, dalam hal ini menawarkan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi mereka serta mengakses pelayanan yang mnereka butuhkan.
Pembimbing Sebaya juga muncul dari keyakinan bahwa remaja memiliki hak untuk berpartisipasi dalam mengembangkan program yang melayani mereka dan hak bersuara dalam bentuk kebijakan yang akan berdampak pada mereka. Oleh karena itu dengan menciptakan kemitraan yang efektif antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan Pembimbing Sebaya merupakan sesuatu yang kritis bagi kesuksesan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Peran dan Fungsi Pembimbing Sebaya
Pembimbing Sebaya diharapkan mampu berperan menjadi fasilitator, motivator, dan educator untuk sebayanya, oleh karena itu Pembimbing Sebaya diharapkan dapat :
a. Menjadi model positif yang dapat dicontoh oleh teman sebayanya.
b. Menjadi pemimpin bagi teman sebayanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang positif di lingkungannya.
c. Dapat menjadi sumber informasi bagi teman sebayanya akan program yang ada.
d. Selain menjadi teman, seorang Pembimbing Sebaya juga dapat menjadi tempat curhat (dalam batas kemampuannya) bagi teman sebayanya dan memberi solusi yang sesuai dengan kebutuhan remaja yang bermasalah.
e. Pembimbing Sebaya dapat menjadi teman/mitra dalam berkarya di lingkungannya.
f. Pembimbing Sebaya mampu melakukan penjangkauan atau pendekatan pada teman-teman yang bermasalah dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapinya.
g. Secara tidak langsung Pembimbing Sebaya dapat menjagi pelaku kontrol terhadap perilaku dirinya dan teman sebayanya.
Untuk dapat memenuhi peranannya sebagai Pembimbing Sebaya mereka harus memenuhi beberapa kriteria seperti :
1. Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di lingkungannya.
2. Berminat secara pribadi terhadap program Bimbingan dan Konseling
3. Lancar berkomunikasi
4. Memiliki ciri-ciri kepribadian yang terpuji seperti: ramah, luwes dalam pergaulan, berinisiatif, kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, mau belajar dan suka menolong.
3. Cara Menjadi Pembimbing Sebaya
Ketika remaja atau siswa akan menjasi Pembimbing Sebaya maka remaja tersebut harus mengikuti serangkaian pembekalan dan pelatihan agar mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dan tidak menjerumuskan teman sebayanya dalam poses pembimbingan.
Serangkaian proses menjadi seorang Pembimbing Sebaya adalah :
1. Mengikuti pelatihan Pembimbing Sebaya secara penuh yang diselenggarakan oleh lembaga (Guru BK).
2. Mengerjakan tugas-tugas dan melaksanakan rencana yang telah disusun.
3. Memberikan laporan kemajuan diri sebagai Pembimbing Sebaya dalam upaya melakukan evaluasi diri dan pengembangan diri.
4. Terus memperkaya diri dengan informasi terkini.
5. Memberikan masukan kepada lembaga untuk mengembangkan program.
6. Mendidik teman sebayanya agar dapat termotivasi.
7. Dapat meningkatkan kapasitas diri.
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90 :
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”
Sedangkan menurut SK Mendikbud No. 025/0/1995 Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam pengertian di atas tersimpul hal-hal pokok bahwa :
1. Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui kegiatan secara perorangan dan kelompok.
3. Arah kegiatan Bimbingan dan Konseling ialah membantu peserta didik untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.
4. Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
5. Pelayanan Bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
1. Tujuan Bimbingan Konseling
a. Tujuan umum Bimbingan dan Konseling ialah memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.
b. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik.
c. Lebih khusus lagi, tujuan-tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling :
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi pencegahan
c. Fungsi pengentasan, termasuk fungsi advokasi
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas kerahasiaan
b. Asas kesukarelaan
c. Asas keterbukaan
d. Asas kegiatan
e. Asas kemandirian
f. Asas kekinian
g. Asas kedinamisan
h. Asas keterpaduan
i. Asas kenormatifan
j. Asas keahlian
k. Asas alih tangan kasus
l. Asas tut wuri handayani.
4. Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling
1. Kegiatan Layanan
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan melalui :
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan pembelajaran
e. Layanan konseling perorangan
f. Layanan nimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
2. Kegiatan Pendukung
Ada sejumlah kegiatan yang dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling yaitu :
a. Aplikasi instrument
b. Himpunan data
c. Konferensi kasus
d. Kunjungan rumah
e. Alih tangan kasus
5. Bidang Bimbingan
Bidang-bidang bimbingan di sekolah adalah :
1. Bimbingan Pribadi
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif.
d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan system etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni.
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan berkeluarga.
2. Bimbingan Sosial
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif.
b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis dan kreatif.
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hokum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku.
d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah, dan lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Bimbingan Belajar
a. Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang bervariasi dan kaya
b. Pemantapan disiplin belajar dab berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuanm teknologi dan seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya di lingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri
e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi
4. Bimbingan Karir
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilih dan dikembangkan
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umunyam khususnya karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha dan memperoleh penghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamantan SLTA
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Peran Pembimbing Sebaya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya. Menurut UU No. 2 Sistem Pendidikan Nasional, tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah : terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepasa Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di SMA harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan di masa depan dan relevansinya dengan dunia kerja. Secara umum layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi - sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dan sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif.
Dalam aspek tugas perkembangan pribadi - sosial layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Memiliki kesadaran diri, yaitu mengambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya,
2. Dapat mengembangkan sikap positif, seperti mengambarkan orang-orang yang mereka senangi,
3. Membuat pilihan secara sehat,
4. Mampu menghargai orang lain,
5. Memiliki rasa tanggung jawab,
6. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi, dapat menyelesaikan konflik,
7. Dapat membuat keputusan secara efektif.
dalam aspek tugas perkembangan belajar layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Dapat melaksanakan ketrampilan atau teknik belajar secara efektif,
2. Dapat menetapkan tujuan dan perecanaan pendidikan,
3. Mampu belajar secara efektif,
4. Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau ujian.
Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali cirri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja.
2. Mampu merencanakan masa depan.
3. Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier
4. Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat.
Sebagaimana diuraikan di dalam Pedoman Umum Bimbingan dan Konseling bahwa yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dijabarkan dalam tugas-tugas perkembangan peserta didik. Adapun tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah menengah Umum/kejuruan, Madrasah Aliyah adalah :
1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria dan wanita.
3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani san rohani.
4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulumdan persiapan karier atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, social, intelektual dan ekonomi.
7. Mancapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Mengembangkan kemampuan komunikasi social dan intelektual, serta aprsiasi seni.
9. Mencapai kematangan dalam system etika, nilai kehidupan dan moral.
Pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa SLTA adalah pelayanan yang di peruntukan bagi anak usia remaja karena usia siswa SLTA adalah berkisar antara 15 tahun sampai 21 tahun.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa ,di mana-masa ini merupakan periode perubahan yang meliputi perubahan fisik, emosi dan perilaku sosial. Masa remaja merupakan usia bermasalah dan masalah-masalah yang timbul sulit untuk diatasi sendiri, hal ini dikarenakan pada usia kanak-kanak sebagian besar masalah yang timbul diatasi oleh orangtua dan guru, sehingga remaja belum mempunyai pengalaman dalam mengatasi masalah yang dihadapinya, di sisi lain remaja merasa dirinya sudah dewasa dan mampu mengatasi sendiri masalahnya tanpa bantuan orangtua atau gurunya, hal ini wajar karena masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, yaitu masa menemukan jati dirinya dan peran apa yang harus diambil dalam masyarakat, oleh karena itu dalam masa remaja ini sering terjadi konflik dalam diri remaja tersebut.
Orangtua dan guru punya peran yang sangat penting dalam rangka membantu remaja menemukan jati diri remaja tersebut, akan tetapi seringkali remaja tidak mau berterus terang kepada orangtua atau gurunya, hal itu disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : perasaan malu, perasaan takut, perasaan gengsi dan perasaan sungkan. Maka Guru BK sebagai tenaga yang bertanggung jawab terhadap permasalahan remaja di sekolah wajib mencari solusi bagi permasalahan di atas.
Akan tetapi jumlah guru BK yang ada di sekolah seringkali tidak sebanding dengan jumlah siswa. Rasio Guru BK dengan siswa di sekolah adalah 1:150, artinya setiap satu Guru BK di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap 150 orang siswa, ini saja masih dirasa cukup berat sementara pada kenyataannya di lapangan rasio bisa mencapai 1:250 bahkan lebih, hal ini membuat Guru BK sering kewalahan dalam memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling, sehingga tugas-tuganya banyak yang terbengkalai terutama tugas-tugas administrasi.
Letak geografis sekolah juga merupakan kendala yang cukup serius, seperti di SMA Negeri 1 Cangkringan yang berada di lereng Gunung Merapi dan sebagian besar siswanya berasal dari daerah-daerah yang belum dilalui transportasi umum membuat Guru BK mengalami kesulitan dalam melakukan home visit atau kunjungan rumah.
Untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang ada Guru BK harus pandai- pandai menyiasati dan mengambil peluang agar pelayanan yang diberikan kepada siswa-siswanya memperoleh hasil yang maksimal. Pembimbing Sebaya merupakan salah satu alternatif jawaban bagi permasalahan ini.
Pembimbing Sebaya dianggap penting dan punya peran strategis karena selain remaja adalah aset yang perlu diberdayakan dan dikembangkan, dengan merekalah teman-teman sebayanya banyak menyampaikan dan menceritakan permasalahan-permasalahannya. Dengan teman sebayanyalah biasanya mereka lebih terbuka dan tidak ada perasaan malu, takut dan sungkan, sehingga banyak informasi dan data yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan Layanan Bimbingan Konseling kepada anak didik. Selain itu Guru BK juga dapat terbantu dengan adanya Pembimbing Sebaya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ringan yang sesuai dengan kapasitas mereka sebagai siswa.
Tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh Pembimbing Sebaya antara lain : melakukan pencatatan terhadap siswa-siswa yang bermasalah di kelasnya dan menginformasikannya kepada Guru Bk, menjadi tempat teman sebayanya menyampaikan masalahnya dan memberikan alternatif solusi sesuai dengan kemampuannya, membantu Guru BK mengerjakan presensi setiap harinya dan merekap setiap akhir bulan, membuat catatan-catatan administrasi terhadap hal-hal yang tidak bersifat rahasia, melakukan kunjungan rumah dan tugas administrasi ringan, dan menjadi pusat informasi yang akurat tentang teman-teman sekelasnya yang bermasalah.
B. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pada saat awal tahun pelajaran baru, atau dalam langkah penyusunan program pengajaran, Guru BK hendaknya memprogramkan mengenai pembentukan Pembimbing Sebaya, caranya dapat melalui seleksi oleh Guru BK atau melalui angket sosiometri, siswa yang dipilih hendaknya adalah siswa yang populer dalam tiap kelasanya, hal ini penting agar siswa yang bermasalah di kelasnya mau membuka diri dalam memecahkan masalahnya, selain popular dianjurkan juga siswa yang mempunyai prestasi baik agar dalam memberilan pembimbingan kepada teman sebayanya mereka memiliki ketrampilan yang lebih.
Jumlah siswa yang diambil dari tiap kelas jangan terlalu banyak, untuk kelas dengan jumlah siswa 36, maksimal diambil lima orang untuk menjadi Pembimbing Sebaya, akan tetapi akan lebuh ideal tiga orang, sehingga masing-masing Pembimbing Sebaya mempunyai tanggung jawab mendampingi sebelas orang siswa.
Dari lima atau tiga orang yang telah dipilih di setiap kelasnya dengan cara menyebarkan angket sosiometri tadi kemudian dikumpulkan dan diberi penjelasan akan maksud dan tujuan pembentukan Pembimbing Sebaya, langkah-langkah yang akan di lakukan selama menjadi Pembimbing Sebaya.
Contoh format sosiometri:
Untuk teman curhat teman yang saya pilih adalah :
NO NAMA TEMAN YANG SAYA PILIH ALASAN
1
2
3
2. Pelatihan Pembimbing Teman Sebaya
Setelah proses seleksi calon Pembimbing Sebaya dilakukan, langkah berikutnya adalah mengadakan pelatihan Pembimbing Sebaya, Guru Bimbingan dan Konseling dan tiemnya harus memberikan semacam penataran kepada siswa-siswa yang telah terpilih di kelasnya, lama pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan diberikan. Waktu yang diambil jangan sampai mengganggu tugas pokok siswa-siswa dalam mengikuti pelajaran, jadi waktu pelatihan hendaknya dilaksanakan setelah selesai sekolah atau di hari-hari yang tidak efektif (hari minggu atau hari libur lainnya).
Dalam pelatihan tersebut hendaknya juga dibuat kesepakatan-kesepakatan atau aturan main yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh Pembimbing Sebaya.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini Guru Bimbingan dan Konseling memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa Pembimbing Sebaya seperti yang telah disepakati bersama dalam pelatihan misalnya :
a. Mencatat dan melaporkan mengenai data presensi siswa di kealasnya
b. Mencatat dan melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di kelasnya.
c. Melakukan kunjungan rumah kepada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan atau sakit, guna mencari informasi atau membezuk teman sekelasnya.
d. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.
e. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh Guru Bimbingan dan Konseling.
f. Menjadi sumber informasi bagi Guru Bimbingan dan Konseling.
g. Menjadi kepanjangan tangan Guru Bimbingan dan Konseling dalam menyampaikan informasi kepada siswa.
4. Materi-Materi yang Diberikan Dalam Pelatihan Pembimbing Sebaya
Materi yang diberikan dalam pelatihan Pembimbing Sebaya antara lain :
a. Pengertian Pembimbing Sebaya, peran dan fungsinya
b. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai Pembimbing Sebaya
c. Hakekat dan tujuan Bimbingan dan Konseling
d. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
e. Azas-azas Bimbingan dan Konseling
f. Karakteristik Remaja
g. Masalah-masalah yang sering dihadapi remaja
h. Pedoman wawancara
i. Tata karma
j. Aturan dan tata tertib sekolah.
k. Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan remaja.
4. Tahap Akhir atau Evaluasi
Setelah tahap demi tahap kegiatan dilakukan yaitu: pembentukan Pembimbing Sebaya, Pelatihan Pembimbing Sebaya dan pelaksanaan kegiatan Pembimbing Sebaya, maka tahap yang paling akhir yang harus dilakukan adalah tahapan evaluasai. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dan sejauh mana Pembimbing Sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan.
Dalam tahap akhir atau tahap evaluasi ini yang dilakukan adalah:
a. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan Pembimbing Sebaya dari kelas lain.
Dalam pertemuan ini masing-masing Pembimbing Sebaya dapat melakukan sharing dan membahas masalah-masalah yang muncul di kelas masing-masing dan cara penanganannya, dengan tetap memegang dan berprinsip bahwa masalah yang dialami bersifat rahasia.
b. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan Guru Pembimbing atau Guru BK
Dalam pertemuan ini Pembimbing Sebaya melaporkan kegiatan yang telah dilakukan, kendala-kendala yang dialami di lapangan dan memberikan masukan-masukan mengenai kegiatan yang akan dilakukan kemudian. Guru Pembimbing berkewajiban memberikan bimbingan dan saran-saran kepada Pembimbing Sebaya dalam mengatasi kendala-kendala yang ada.
c. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan stakeholder yang ada di sekolah, terutama Pembimbing Sebaya, Guru Bimbingan dan Konseling, wali kelas, dan Kepala Sekolah guna membahas dan melaporkan semua kegiatan yang telah dilakukan, hambatan dan kendala serta rencana dan tindak lanjut atas semua permasalahan yang ada. Kepala Sekolah berkewajiban memberikan masukan, saran dan nasihat kepada Pembimbing Sebaya mengenai kendala yang dihadapi serta saran dan nasihat untuk kegiatan yang akan datang. Dalam kegiatan ini masing-masing Pembimbing Sebaya melakukan sharing tentang berbagai permasalahan yang ada dan mengkonsultasikan permasalahannya kepada Guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling berkewajiban memberikan masukan-masukan yang berharga kepada Pembimbing Sebaya, dan membuat agenda kegiatan berikutnnya.
d. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan juga dimanfaatkan untuk konferensi kasus.
Pertemuan koordinasi ini dapat dilakukan sesuai jadwal misalnya seminggu sekali, sebulan sekali atau secara insidental sesuai kebutuhan.
C. Pembimbing Sebaya SMA N 1 Cangkringan
Sebagai langkah awal di tahun pelajaran 2007/2008 di SMA Negeri 1 Cangkringan, telah di bentuk Pembimbing Sebaya, awalnya adalah untuk melaksanakan program PIK KRR yang akhir-akhir ini sedang digalakkan dan dikembangkan oleh BKKBN, Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Bidang Keluarga Berencana Kabupaten Sleman.
Pembimbing Sebaya yang ada di SMA Negeri 1 Cangkringan untuk sementara adalah merupakan satu-satunya Pembimbing Sebaya yang ada di Kecamatan Cangkringan pada saat itu, hal ini terbukti ketika PIK KRR/Pembimbing Sebaya mengadakan acara dengan tema “Hak Reproduksi Remaja” dan mengundang sekolah-sekolah yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Cangkringan, baik SLTP maupun SLTA yakni : SMK Negeri 1 Cangkringan, SMA Sunan Kalijaga Cangkringan, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMP Negeri 1 Cangkringan, SMP Negeri 2 Cangkringan, SMP TD Cangkringan, SMA Negeri 1 Pakem, SMA Muhammadiyah Pakem, serta SMP lain yang ada di Kecamatan Cangkringan dan Pakem, mereka semua menyampaikan bahwa di sekolahnya belum terbentuk adanya Pembimbing Sebaya.
Akan tetapi mulai tahun pelajaran 2008/2009 di SLTA se Kecamatan Cangkringan telah mengikuti jejak kami dan telah membentuk adanya Pendidik Sebaya yaitu di SMK Negeri 1 Cangkringan, SMK Muhammadiyah Cangkringan, dan di SMA Sunan Kalijaga Cangkringan. Semua Pendidik Sebaya tersebut selalu mengadakan koordinasi dan tukar pendapat dengan Pembimbing Sebaya yang ada di SMA Negeri 1 Cangkringan guna menggali ide-ide dan saling bertukar pengalaman di antara Pendidik Sebaya di Kecamatan Cangkringan.
Penulis merasakan manfaat yang cukup besar dengan adanya Pembimbing Sebaya ini. Sehingga dengan inisiatif penulis sendiri memanfaatkan peluang yang ada ini demi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Sebagai langkah awal, penulis berkonsultasi kepada Kepala Sekolah mengenai maksud dan tujuan pembentukan Pembimbing Sebaya ini, kemudian melakukan koordinasi dengan staf dan dewan guru mengenai keberadaan Pembimbing Sebaya peran dan fungsinya.
Untuk tahun 2008/2009 ini merupakan tahun ke-dua adanya Pembimbing Sebaya di SMA N 1 Cangkringan. Dan kami telah mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait untuk menunjang keberhasilan program kami.
Lembaga-lembaga yang kami gandeng masih seputar lembaga atau instansi yang bergerak di bidang kesehatan, sehubungan dengan program Kesehatan Reproduksi (Kespro), lembaga tersebut antara lain :
1. Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
3. BKKBN Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
4. CHPSC (Center for Health Policy and Social Change), sebagai pendamping
5. ICBC sebagai pendamping
6. POLSEK Cangkringan
7. Puskesmas Cangkringan
8. Kecamatan Cangkringan
9. Sekolah-sekolah SLTA yang ada di Kecamatan Cangkringan yaitu :
a. SMK Negeri 1 Cangkringan
b. SMK Muhammadiyah Cangkringan
c. SMA Sunan Kalijaga Cangkringan.
Daftar Siswa Pembimbing Sebaya SMA N 1 Cangkringan.
NO NAMA KELAS NO HP
1 Amelia Krisna XI 08562546254
2 Margareha Putri XI
3 Nita yuniarti XI 081578757040/0274898342
4 Chepy Widyanti XI
5 Risdha M. XI 085643903044
6 Ani safitri XI 085729154686
7 M. Rizky Fahlevi XI 085729241986
8 M. Rifky Aminulloh XI 085643077193
9 Anggi Permata Sari XI
Siswa Pembimbing Sebaya periode tahun pelajaran 2008/2009 ini telah mengikuti pelatihan yang diadakan selama tiga hari yaitu pada tanggal 7, 8, 9 Juli 2008 (saat liburan kenaikan kelas), bertempat di Omah Jawi, Boyong, Pakem yang diadakan oleh CHPSC dan ICBC (lembaga yang mendampingi program Kespro) dan akan mengikuti pelatihan life skill pada tanggal 19 dan 20 Agustus 2008 bertempat di Omah Jawi, Boyong, Pakem.
Tema pelatihan yang diberikan masih berupa tema-tema kespro sedangkan yang langsung berkaitan dengan bimbingan dan konseling, penulis mengadakan sendiri di sekolah.
Idealnya keberadaan Pembimbing Sebaya ini ada di setiap kelas, akan tetapi untuk tahap awal penulis baru dapat memanfaatkan dan membentuk Pembimbing Sebaya ini di kelas XI, hal ini karena masih merupakan tahap simulasi di samping kelas yang penulis ampu adalah kelas XI. Meskipun demikian penulis telah banyak merasakan manfaat yang positif dengan adanya Pembimbing Sebaya ini.
Keberadaan Pembimbing Sebaya periode tahun lalu telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik antara lain :
1. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang bermasah dan melaporkan kepada Guru BK.
2. Melakukan pencatatan presensi setiap hari dan rekap presensi setiap akhir bulan dan akhir semester.
3. Memberikan solusi bagi temannya yang curhat
4. Melakukan kunjungan rumah terhadap teman yang tidak masuk tanpa keterangan.
5. Menyampaikan informasi kepada Guru BK tantang keadaan siswa di kelasnya.
6. Melakukan sosialisasi program terhadap teman-teman sekelasnya.
7. Menyampaikan informasi kepada teman sekelasnya akan informasi-informasi yang dia peroleh dari hasil pelatihan yang diikutinya.
8. Melakukan presentasi melalui Masa Orientasi Siswa (MOS), dengan tema “Tata Krama Siswa” dan “Cara Belajar”.
9. Pembuatan film yang telah diputar dalam acara tutup tahun dengan judul “Arti Sebuah Pengorbanan”, yang menceritakan tentang perjuangan seorang siswa dalam menempuh pendidikannya di SMA sehingga mereka berhasil meraih sukses dalam UNAS
10. Pembuatan majalah dinding dan papan bimbingan
11. Penyuluhan dan mengundang sekolah-sekolah di lingkungan SMA Negeri 1 Cangkringan.
Untuk tahun 2008/2009 ini mereka telah menyusun program dan rencana kerja guna membantu keberhasilan layanan Bimbingan dan Konseling. Rencana dan program kerjanya adalah sebagai berikut :
PROGRAM KERJA PS
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO NAMA KEGIATAN WAKTU
PELAKSANA KETERANGAN
1 Melakukan pencatatan presensi Setiap hari
PS dan Guru Pembimbing
2 Melakukan kunjungan rumah pada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan Sesuai kebutuhan PS, Guru Pembimbing, wali kelas
3 Melayani siswa yang curhat Setiap waktu PS , Guru BK
4 Pembuatan majalah dinding
Setiap bulan mulai bulan Agustus PS, Guru Pembimbing, Pembina mading
5 Penelitian tentang kasus-kasus BK Mulai bulan Agustus 2008 PS, Guru Pembimbing, Pembina KIR
6 Pembuatan film/teater tentang kasus BK Mulai September 2008 PS, Guru Pembimbing, guru teater Ditayangkan pada saat Tutup Tahun
7 Rapat koordinasi
Setiap bulan minggu terakhir PS, Guru BK, Ka.Sek
8 Penyuluhan melalui MOS Tgl 15 Juli 2008 PS
Guru BK
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kegiatan-demi kegiatan dalam metode Pembimbing Sebaya ini dilakukan, maka dapat dirasakan manfaat dan hasil yang signifikan dalam upaya optimalisasi Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA antara lain:
1. Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih optimal.
2. Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih efisien dan efektif.
3. Tugas-tugas Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah menjadi ringan dengan adanya siswa yang membantu.
4. Dapat membantu mengatasi masalah siswa dengan data yang lebih lengkap.
5. Siswa (Pembimbing Sebaya) menjadi lebih percaya diri karena diberi tanggungjawab oleh guru untuk menjadi bagian dari kegiatan sekolah.
6. Siswa yang bukan Pembimbing Sebaya merasa lebih nyaman curhat kepada temannya sendiri, tanpa ada perasaan takut, malu dan sungkan.
7. Masalah-masalah yang sebelumnya tidak terungkap menjadi terungkap, atas informasi dari Pembimbing Sebaya.
8. Peran Pembimbing Sebaya dalam layanan bimbingan dan konseling sangat strategis.
3. Saran
Setelah penulis merasakan manfaat menggunakan metode ini penulis menyarankan kepada:
1. Sejawat BK, agar mencoba metode ini, sepanjang tidak merampas hak-hak siswa sebagai pelajar yang juga punya tugas dan kewajiban belajar.
2. Kepada Kepala Sekolah dan Stafnya diharapkan mau memberi kesempatan kepada Guru Bimbingan dan Konseling untuk memilih metode-metode dan strategi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling demi efektifitas dan efisien serta optimalisasi Layanan Bimbingan dan konseling.
3. Pihak sekolah hendaknya dapat memfasilitasi kegiatan ini dengan cara selalu memberikan dukungan baik moral maupun matrial.
4. Semua guru yang ada di sekolah hendaknya dapat menyambut positif kegiatan ini, dengan tetap memberikan bimbingan kepada Pembimbing Sebaya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Kepada siswa yang diberi tugas sebagai Pembimbing Sebaya hendaknya mampu menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia Youth Partnership, Panduan Pendidikan Sebaya.
2. Kamus Bahasa Indonesia, 2002. Depdiknas, Balai Pustaka.
3. Lentera Sahaja, PKBI, 2000. Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta.
4. Prayitno, H. Prof. Dr. MSc.Ed. 1999. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka, Jakarta.
5. Supraktiknya,Dr. 1995. Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis,Kanisius, Yogyakarta.
DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
(TINJAUAN)
Disusun Dalam Rangka Lomba Karya lmiah Bagi Guru Kabupaten Sleman Tahun 2008
JUARA III
Oleh :
Dra. SUNARTI
NIP. 490032348
GURU BIMBINGAN KONSELING
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
BEDOYO, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN
YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :
“PERAN PEMBIMBING SEBAYA DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN”
Disusun oleh :
Nama : Dra. Sunarti
NIP : 490032348
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Disyahkan oleh Kepala Sekolah
Pada tanggal 12 Agustus 2008
Cangkringan, 12 Agustus 2008
Kepala Sekolah
Drs. Shobariman
NIP. 131908808
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya , sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini diberi judul “Peran Pembimbing Sebaya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cangkringan”.
Dengan karya tulis ini penulis ingin berbagi pengalaman kepada rekan-rekan sejawat guru Bimbingan Konseling di Kabupaten Sleman khususnya dan guru pembimbing pada umumnya tentang peran Pembimbing Sebaya (PS) dalam membantu keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Konseling.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Shobariman selaku kepala, yang telah banyak memberikan masukan dan bimbinganya sehingga tersusun karya tulis ini
2. Teman sejawat BK yang telah banyak memberikan dorongan, dalam penulisan karya tulis ini.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini.
Akhirnya, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Sleman, 12 Agustus 2008
Penulis
Dra. Sunarti
NIP. 490032348
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………..………..………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iv
ABSTRAK………………………………………………………………………….vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
A. Latar Belakang ……….….…………………………………………………1
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………6
C. Manfaat Penulisan…………………………………………………………..6
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………….9
A. Pengertian Peran……………………………………………………………9
B. Pengertian Pembimbing Sebaya……………………………………………9
1. Mengapa Harus Pembimbing Sebaya?.................................................10
2. Peran dan Fungsi Pembimbing Sebaya………………………………..11
3. Cara Menjadi Pembimbing Sebaya……………………………………12
C. Pengertian Bimbingan dan konseling……………………………………...13
1. Tujuan Bimbingan dan Konseling………………………………………14
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling …...………………………………….14
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling……………………………………15
4. Kegiatann Pokok Bimbingan dan Konseling……………………………15
5. Bidang Bimbingan dan Konseling………………………………………16
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………19
A. Pentingnya Pembimbing Sebaya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling20
B. Langkah-langkah Kegiatan………………………………………………….26
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya….………………………………….26
2. Pelatihan Pembimbing Sebaya………………………………………….28
3. Pelaksanaan Kegiatan……………………………...……………………28
4. Materi yang Diberikan dalam Pelatihan Pembimbing Sebaya………….29
5. Tahap Akhir atau Evaluasi………………………………………………30
C. Pembimbing Sebaya di SMA N 1 Cangkringan…………………………….32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………38
A. Kesimpulan…………………………………………………………………38
B. Saran………………………………………………………………………..39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………40
ABSTRAK
Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah membantu siswa menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya. Peran Guru Bimbingan dan Konseling sangat penting, karena dalam upaya menemukan pribadinya, mengenal lingkungannya, dan merencanakan masa depannya tidak jarang siswa menemukan berbagai hambatan dan kesulitan. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa ini memerlukan bantuan dari orang lain yang dianggap mampu dan mau memecahkan masalahnya. Guru Bimbingan dan Konseling adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh siswa dalam memecahkan masalah-masalahnya, akan tetapi jumlah Guru BK yang ada di sekolah terkadang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada, yaitu bila pemerintah telah menetapkan rasio 1:150 atau satu orang Guru BK mengampu 150 siswa, hal ini masih dirasa terlalu banyak, akan tetapi kenyataannya di lapangan rasio Guru BK dengan jumlah siswa bisa mencapai 1:250, artinya tiap satu Guru BK mengampu 250 siswa bahkan kadang-kadang lebih. Karena rasio yang tidak sebanding inilah maka sering tugas-tugas Guru BK banyak yang terbengkalai terutama tugas-tugas administrasi.Di samping rasio yang tidak seimbang, letak geografis sekolah juga menjadi kendala yang cukup serius dalam keberhasilan Layanan Bimbingan dan Konseling, seperti letak geografis SMA Negeri 1 Cangkringan yaitu ada di lereng Gunung Merapi dan sebagian besar siswanya tinggal di daerah yang belum terjangkau oleh transportasi umum, sangat menyulitkan guru BK saat hendak mengadakan kunjungan rumah ketika siswa mengalami masalah. Selain itu siswa kadang-kadang kurang terbuka terhadap guru dalam mengungkapkan masalahnya disebabkan rasa malu,takut dan sungkan.Oleh karena itu remaja dalam hal ini siswa SMA, dapat diberdayakan dan digali potensinya agar mempunyai andil dalam pelayanan yang diperuntukan bagi dirinya yaitu dengan dibina dan dilatih menjadi Pembimbing Sebaya (PS), karena dengan teman sebayanyalah biasanya remaja mau mengungkapkan segala permasalahannya tanpa perasaan malu, takut dan sungkan. PS menyampaikan sesuatu dengan bahasanya sendiri sehingga mudah dipahami oleh sesamanya. Siswa yang dipilih menjadi PS adalah siswa-siswa pilihan yang mempunyai prestasi baik, kepribadian baik dan motivasi yang tinggi. Mereka dapat dipilih antara lain dengan angket sosiogram. Setelah terpilih kemudian mereka diberi pelatihan. Materi yang diberikan antara lain tentang: tujuan dan fungsi Bimbingan dan Konseling, prinsip-prinsip BK, masalah-masalah remaja, tata karma, dan hal-hal yang berhubungan dengan remaja. Dengan diberdayakannya siswa sebagai PS, maka pelayanan Bimbingan dan Konseling akan semakin baik dan optimal, di satu sisi informasi yang tergali tentang siswa akan semakin banyak dan lengkap, disisi lain Guru BK akan sangat terbantu dalam melaksanakan tugasnya. PS juga akan memperoleh pengalaman dan tambahan pengetahuan yang bemanfaat bagi diri dan masa depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan :
1. Menemukan pribadi, maksudnya adalah agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal penggembangan lebih lanjut.
2. Mengenal lingkungan, maksudnya adalah agar siswa mengenal secara obyektif lingkungan sosial dan ekonomi lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua kondisi lingkungan itu (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) secara positif dan dinamis pula.
3. Merencanakan masa depan, maksudnya adalah agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri, baik yang menyangkut pendidikan, karir dan keluarga.
Pada masa ini yaitu masa SLTA, adalah masa usia 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan masa remaja. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Dalam masa remaja ini remaja banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan fisik, psikhis dan sosial.
Untuk itu peran Guru Bimbingan Konseling (BK), menjadi sangat penting, karena dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diuraikan di atas biasanya siswa mengalami hambatan-hambatan yang tidak mampu diatasinya sendiri, mereka butuh orang lain yang bisa membantu dan mau mengerti keadaan dirinya serta masalah-masalah yang dihadapinya. Akan tetapi tidak semua mau mengerti dan membantu kesulitan-kesulitannya itu, Guru BK adalah salah satu orang yang dapat diharapkan oleh siswa dalam hal ini, untuk membantu memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja juga merupakan masa pencarian jati diri dan identitas diri sehingga mereka mengalami banyak gejolak.
Akan tetapi kenyataan di lapangan bahwa tugas guru BK itu sangat banyak dan padat antara lain: tugas analisa data siswa, tugas pengusulan berbagai macam beasiswa, tugas mengatasi masalah-masalah yang terjadi di sekolah, dan tugas-tugas lain baik yang berhubungan dengan Layanan Bimbingan dan Konseling maupun tugas yang tidak ada hubungannya dengan Layanan Bimbingan dan Konseling. Apalagi rasio Guru BK dengan jumlah siswa sangat tidak seimbang, bila pemerintah telah menetapkan tiap satu Guru BK mengampu 150 siswa atau 1:150 saja, dirasa masih terlalu berat, kenyataan yang terjadi di lapangan rasio bisa mencapai 1:250, bahkan lebih, sehingga banyak tugas BK yang terbengkalai, terutama tugas-tugas administrasi.
Disamping itu letak geografis sekolah seperti yang ada di SMA N 1 Cangkringan yang berada di lereng Gunung Merapi, di mana sebagian besar siswanya berasal dari daerah-daerah terpencil dan di antara bukit-bukit rimbun yang sulit dijangkau oleh transportasi umum dan jaraknya cukup jauh dari kampus, membuat Guru Bimbingan dan Konseling kadang-kadang mengalami kesulitan dalam melakukan Home Visit
Siswa kadang-kadang kurang terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada Guru Bimbingan dan Konseling, karena ada perasaan sungkan, malu dan takut, jangan-jangan bila permasalahannya diuangkapkan nilai pelajarannya akan jelek atau bahkan tidak naik kelas, ini sebenarnya merupakan anggapan yang keliru dan perlu diluruskan, untuk meluruskan anggapan bahwa Guru BK adalah polisi sekolah, tukang hukum, dan tukang mencari-cari kesalahan siswa diperlukan sinergi yang dinamis di antara stakeholder yang ada di sekolah. Guru lain yang ada di sekolah juga mempunyai kewajiban yang sama dalam menegakkan disiplin dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa, sehingga tidak selalu melemparkan siswa-siswa yang melanggar perauran sekolah, siswa-siswa yang berperilaku menyimpang kepada Guru BK.
Satu-satunya tempat atau orang yang bisa diajak bicara, menyampaikan segala permasalahan adalah teman sebayanya di sekolah. Teman sebaya dianggap sebagai orang yang mau mengerti dan paling peduli terhadap permasalahan yang sedang dihadapi tanpa harus menggurui atau memarahi, dan memberi penilaian baik buruk atau positif negatif. Teman sebaya juga dianggap sebagai sahabat curhat yang paling aman mereka punya bahasa yang sama dalam berkomunikasi sehingga siswa dengan mudah dapat menyampaikan masalahnya dan tidak harus belajar bagaimana berbicara yang sopan, resmi, serta halus seperti kalau hendak berbicara dengan guru.
Untuk itulah maka guru Bimbingan dan Konseling harus mampu menangkap potensi yang ada yang harus diberdayakan, yaitu teman sebayanya atau teman sekelasnya untuk dijadikan tempat sebayanya menyampaikan permasalahan, ia dituntut dia harus mempunyai ketrampilan mendengarkan dan memberi solusi yang tepat dan bertanggung jawab, agar mereka dapat dijadikan mitra Guru Bimbingan dan Konseling, dan menjadi alternatif bagi siswa dalam menyelesaikan masalahnya, Pembimbing Sebaya ini juga dapat membantu tugas Guru Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai siswa.
Guru Bimbingan dan Konseling berkewajiban memberikan bekal pengetahuan kepada siswa agar siswa-siswa tersebut dapat berperan aktif dalam tugasnya sebagai Pembimbing Sebaya sesuai tujuan yang diharapkan.
Apabila Pembimbing Sebaya yang ada di sekolah dapat diberdayakan, tidak mustahil Layanan Bimbingan Konseling akan dapat berjalan dengan maksimal dan siswa dapat memperoleh akses yang proporsi sesuai dengan kebutuhannya. Informasi dan data yang mendukung untuk memberikan Layanan Bimbingan Konseling juga akan semakin lengkap dan akurat.
Siswa yang ditunjuk sebagai Pembimbing Sebaya juga dapat mengambil manfaat yang berguna bagi perkembangan dirinya di masa sekarang dan yang akan datang, karena dengan menjadi Pembimbing Sebaya secara langsung maupun tidak langsung mereka akan memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman serta belajar bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun kepada guru dan sekolah di tempat di mana dia belajar dan menuntut ilmu. Orang tua siswa juga akan merasa bangga karena anaknya di sekolah punya peran dan andil dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah.
B. Tujuan Penulisan
Dari rumusan di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Meningkatkan keberhasilan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Cangkringan.
2. Meningkatkan peran Pembimbing Sebaya sebagai aset yang perlu diberdayakan.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada siswa yang diberi tugas sebagai Pembimbing Sebaya dalam membantu tugas guru Bimbingan Konseling.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah :
1. Bagi Siswa
a. Siswa sebagai subjek bimbingan diharap akan dapat memperoleh Layanan Bimbingan dan Konseling dengan adanya Pembimbing Sebaya, karena semakin banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu melayani kebutuhannya, akan semakin banyak pula siswa yang terlayani.
b. Tidak ada perasaan sungkan dan malu dalam berkonsultasi, karena dengan berkonsultasi kepada teman sebayanya akan semakin terbuka siswa mengungkapkan masalahnya.
c. Siswa sebagai Pembimbing Sebaya diharapkan dapat mengambil pelajaran dalam proses pemberian Layanan Bimbingan Konseling, menambah wawasan dan pengalaman, menambah kedewasaan serta rasa tanggung jawab.
2. Bagi Guru
Guru dalam hal ini adalah guru Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat memperoleh manfaat karena :
a. Adanya Pembimbing Sebaya yang dapat menjadi mediator dalam pengumpulan data dan informasi tentang siswa yang memerlukan bantuan.
b. Tersedianya tenaga yang dapat membantu meringankan tugas-tugas Guru BK dalam Layanan BK, seperti tugas administrasi yang sifatnya tidak rahasia, tugas Kunjungan Rumah.
3. Bagi Sekolah
Dengan adanya Pembimbing Sebaya ini akan memberikan sumbangan dalam rangka keberhasilan layanan bimbingan konseling dan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah, sesuai dengan Visi SMA N 1 Cangkringan yaitu: Sekolah unggul, dinamis, berdisiplin tinggi, berkepribadian dan siap bersaing di era global.
Sedangkan misi sekolah SMA Negeri 1 Cangkringan adalah :
a. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dengan menerapkan kurikulum yang telah ditetapkan.
b. Memanfaatkan segala sumberdaya yang ada untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
c. Memantapkan nilai-nilai agama, kedisiplinan dan kemandirian dalam diri peserta didik sehingga terwujud kepribadian yang kuat.
d. Meningkatkan kualitas SDM secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Menerapkan manajemen partisipasif dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran
Menurut kamus Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (2002), peran adalah “tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.
B. Pengertian Pembimbing Sebaya
Dalam Panduan Pendidikan Sebaya Indonesia Youth Partnership disebutkan bahwa :
Pembimbing Sebaya (PS) atau Peer Education (PE) adalah suatu proses yang mana remaja yang memiliki motivasi dan terlatih dengan baik melakukan aktivitas bersifat informal namun terorganisasi bersama teman sebayanya (mereka yang memiliki kesamaan umur, latar belakang atau minat) dalam waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keyakinan dan ketrampilan serta menjadikan mereka bertanggung jawab.
Sedangkan Kelompok Sebaya adalah :
sekelompok orang atau kelompok anak-anak atau pemuda yang berumur sama atau berasosiasi sama dan mempunyai kepentingan tertutup seperti persoalan-persoalan anak-anak umur sekolah sampai dengan masa remaja (adolesence). Menurut WF Connell (1972 ).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembimbing Sebaya adalah : Sekelompok orang atau kelompok anak-anak atau pemuda yang memiliki motivasi dan telah terlatih dengan baik untuk mengadakan suatu proses atau aktivitas atau tindakan yang bersifat informal maupun terorganisir bersama teman sebayanya dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keyakinan dan ketrampilan serta menjadikan mereka bertanggung jawab.
1. Mengapa Harus Pembimbing Sebaya?
Seorang remaja dalam kelompok sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku, baik perilaku yang positif maupun perilaku yang negatif. Kepercayaan pada Pembimbing Sebaya di mata kelompoknya benar-benar merupakan dasar yang penting dalam menciptakan Pembimbing Sebaya tersebut.
Dalam berkomunikasi dengan sebayanya Pembimbing Sebaya biasanya menggunakan bahasa yang sama sehingga informasi akan lebih mudah dipahami.
Pembimbing Sebaya juga merupakan suatu cara untuk memberdayakan remaja, dalam hal ini menawarkan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi mereka serta mengakses pelayanan yang mnereka butuhkan.
Pembimbing Sebaya juga muncul dari keyakinan bahwa remaja memiliki hak untuk berpartisipasi dalam mengembangkan program yang melayani mereka dan hak bersuara dalam bentuk kebijakan yang akan berdampak pada mereka. Oleh karena itu dengan menciptakan kemitraan yang efektif antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan Pembimbing Sebaya merupakan sesuatu yang kritis bagi kesuksesan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Peran dan Fungsi Pembimbing Sebaya
Pembimbing Sebaya diharapkan mampu berperan menjadi fasilitator, motivator, dan educator untuk sebayanya, oleh karena itu Pembimbing Sebaya diharapkan dapat :
a. Menjadi model positif yang dapat dicontoh oleh teman sebayanya.
b. Menjadi pemimpin bagi teman sebayanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang positif di lingkungannya.
c. Dapat menjadi sumber informasi bagi teman sebayanya akan program yang ada.
d. Selain menjadi teman, seorang Pembimbing Sebaya juga dapat menjadi tempat curhat (dalam batas kemampuannya) bagi teman sebayanya dan memberi solusi yang sesuai dengan kebutuhan remaja yang bermasalah.
e. Pembimbing Sebaya dapat menjadi teman/mitra dalam berkarya di lingkungannya.
f. Pembimbing Sebaya mampu melakukan penjangkauan atau pendekatan pada teman-teman yang bermasalah dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapinya.
g. Secara tidak langsung Pembimbing Sebaya dapat menjagi pelaku kontrol terhadap perilaku dirinya dan teman sebayanya.
Untuk dapat memenuhi peranannya sebagai Pembimbing Sebaya mereka harus memenuhi beberapa kriteria seperti :
1. Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di lingkungannya.
2. Berminat secara pribadi terhadap program Bimbingan dan Konseling
3. Lancar berkomunikasi
4. Memiliki ciri-ciri kepribadian yang terpuji seperti: ramah, luwes dalam pergaulan, berinisiatif, kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, mau belajar dan suka menolong.
3. Cara Menjadi Pembimbing Sebaya
Ketika remaja atau siswa akan menjasi Pembimbing Sebaya maka remaja tersebut harus mengikuti serangkaian pembekalan dan pelatihan agar mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dan tidak menjerumuskan teman sebayanya dalam poses pembimbingan.
Serangkaian proses menjadi seorang Pembimbing Sebaya adalah :
1. Mengikuti pelatihan Pembimbing Sebaya secara penuh yang diselenggarakan oleh lembaga (Guru BK).
2. Mengerjakan tugas-tugas dan melaksanakan rencana yang telah disusun.
3. Memberikan laporan kemajuan diri sebagai Pembimbing Sebaya dalam upaya melakukan evaluasi diri dan pengembangan diri.
4. Terus memperkaya diri dengan informasi terkini.
5. Memberikan masukan kepada lembaga untuk mengembangkan program.
6. Mendidik teman sebayanya agar dapat termotivasi.
7. Dapat meningkatkan kapasitas diri.
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90 :
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”
Sedangkan menurut SK Mendikbud No. 025/0/1995 Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam pengertian di atas tersimpul hal-hal pokok bahwa :
1. Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui kegiatan secara perorangan dan kelompok.
3. Arah kegiatan Bimbingan dan Konseling ialah membantu peserta didik untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.
4. Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
5. Pelayanan Bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
1. Tujuan Bimbingan Konseling
a. Tujuan umum Bimbingan dan Konseling ialah memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.
b. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik.
c. Lebih khusus lagi, tujuan-tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling :
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi pencegahan
c. Fungsi pengentasan, termasuk fungsi advokasi
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas kerahasiaan
b. Asas kesukarelaan
c. Asas keterbukaan
d. Asas kegiatan
e. Asas kemandirian
f. Asas kekinian
g. Asas kedinamisan
h. Asas keterpaduan
i. Asas kenormatifan
j. Asas keahlian
k. Asas alih tangan kasus
l. Asas tut wuri handayani.
4. Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling
1. Kegiatan Layanan
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan melalui :
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan pembelajaran
e. Layanan konseling perorangan
f. Layanan nimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
2. Kegiatan Pendukung
Ada sejumlah kegiatan yang dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling yaitu :
a. Aplikasi instrument
b. Himpunan data
c. Konferensi kasus
d. Kunjungan rumah
e. Alih tangan kasus
5. Bidang Bimbingan
Bidang-bidang bimbingan di sekolah adalah :
1. Bimbingan Pribadi
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif.
d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan system etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni.
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan berkeluarga.
2. Bimbingan Sosial
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif.
b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis dan kreatif.
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hokum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku.
d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah, dan lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Bimbingan Belajar
a. Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang bervariasi dan kaya
b. Pemantapan disiplin belajar dab berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuanm teknologi dan seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya di lingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri
e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi
4. Bimbingan Karir
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilih dan dikembangkan
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umunyam khususnya karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha dan memperoleh penghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamantan SLTA
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Peran Pembimbing Sebaya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya. Menurut UU No. 2 Sistem Pendidikan Nasional, tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah : terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepasa Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di SMA harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan di masa depan dan relevansinya dengan dunia kerja. Secara umum layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi - sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dan sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif.
Dalam aspek tugas perkembangan pribadi - sosial layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Memiliki kesadaran diri, yaitu mengambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya,
2. Dapat mengembangkan sikap positif, seperti mengambarkan orang-orang yang mereka senangi,
3. Membuat pilihan secara sehat,
4. Mampu menghargai orang lain,
5. Memiliki rasa tanggung jawab,
6. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi, dapat menyelesaikan konflik,
7. Dapat membuat keputusan secara efektif.
dalam aspek tugas perkembangan belajar layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Dapat melaksanakan ketrampilan atau teknik belajar secara efektif,
2. Dapat menetapkan tujuan dan perecanaan pendidikan,
3. Mampu belajar secara efektif,
4. Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau ujian.
Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan dan konseling membantu siswa agar :
1. Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali cirri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja.
2. Mampu merencanakan masa depan.
3. Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier
4. Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat.
Sebagaimana diuraikan di dalam Pedoman Umum Bimbingan dan Konseling bahwa yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dijabarkan dalam tugas-tugas perkembangan peserta didik. Adapun tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah menengah Umum/kejuruan, Madrasah Aliyah adalah :
1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria dan wanita.
3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani san rohani.
4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulumdan persiapan karier atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, social, intelektual dan ekonomi.
7. Mancapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Mengembangkan kemampuan komunikasi social dan intelektual, serta aprsiasi seni.
9. Mencapai kematangan dalam system etika, nilai kehidupan dan moral.
Pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa SLTA adalah pelayanan yang di peruntukan bagi anak usia remaja karena usia siswa SLTA adalah berkisar antara 15 tahun sampai 21 tahun.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa ,di mana-masa ini merupakan periode perubahan yang meliputi perubahan fisik, emosi dan perilaku sosial. Masa remaja merupakan usia bermasalah dan masalah-masalah yang timbul sulit untuk diatasi sendiri, hal ini dikarenakan pada usia kanak-kanak sebagian besar masalah yang timbul diatasi oleh orangtua dan guru, sehingga remaja belum mempunyai pengalaman dalam mengatasi masalah yang dihadapinya, di sisi lain remaja merasa dirinya sudah dewasa dan mampu mengatasi sendiri masalahnya tanpa bantuan orangtua atau gurunya, hal ini wajar karena masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, yaitu masa menemukan jati dirinya dan peran apa yang harus diambil dalam masyarakat, oleh karena itu dalam masa remaja ini sering terjadi konflik dalam diri remaja tersebut.
Orangtua dan guru punya peran yang sangat penting dalam rangka membantu remaja menemukan jati diri remaja tersebut, akan tetapi seringkali remaja tidak mau berterus terang kepada orangtua atau gurunya, hal itu disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : perasaan malu, perasaan takut, perasaan gengsi dan perasaan sungkan. Maka Guru BK sebagai tenaga yang bertanggung jawab terhadap permasalahan remaja di sekolah wajib mencari solusi bagi permasalahan di atas.
Akan tetapi jumlah guru BK yang ada di sekolah seringkali tidak sebanding dengan jumlah siswa. Rasio Guru BK dengan siswa di sekolah adalah 1:150, artinya setiap satu Guru BK di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap 150 orang siswa, ini saja masih dirasa cukup berat sementara pada kenyataannya di lapangan rasio bisa mencapai 1:250 bahkan lebih, hal ini membuat Guru BK sering kewalahan dalam memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling, sehingga tugas-tuganya banyak yang terbengkalai terutama tugas-tugas administrasi.
Letak geografis sekolah juga merupakan kendala yang cukup serius, seperti di SMA Negeri 1 Cangkringan yang berada di lereng Gunung Merapi dan sebagian besar siswanya berasal dari daerah-daerah yang belum dilalui transportasi umum membuat Guru BK mengalami kesulitan dalam melakukan home visit atau kunjungan rumah.
Untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang ada Guru BK harus pandai- pandai menyiasati dan mengambil peluang agar pelayanan yang diberikan kepada siswa-siswanya memperoleh hasil yang maksimal. Pembimbing Sebaya merupakan salah satu alternatif jawaban bagi permasalahan ini.
Pembimbing Sebaya dianggap penting dan punya peran strategis karena selain remaja adalah aset yang perlu diberdayakan dan dikembangkan, dengan merekalah teman-teman sebayanya banyak menyampaikan dan menceritakan permasalahan-permasalahannya. Dengan teman sebayanyalah biasanya mereka lebih terbuka dan tidak ada perasaan malu, takut dan sungkan, sehingga banyak informasi dan data yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan Layanan Bimbingan Konseling kepada anak didik. Selain itu Guru BK juga dapat terbantu dengan adanya Pembimbing Sebaya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ringan yang sesuai dengan kapasitas mereka sebagai siswa.
Tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh Pembimbing Sebaya antara lain : melakukan pencatatan terhadap siswa-siswa yang bermasalah di kelasnya dan menginformasikannya kepada Guru Bk, menjadi tempat teman sebayanya menyampaikan masalahnya dan memberikan alternatif solusi sesuai dengan kemampuannya, membantu Guru BK mengerjakan presensi setiap harinya dan merekap setiap akhir bulan, membuat catatan-catatan administrasi terhadap hal-hal yang tidak bersifat rahasia, melakukan kunjungan rumah dan tugas administrasi ringan, dan menjadi pusat informasi yang akurat tentang teman-teman sekelasnya yang bermasalah.
B. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pada saat awal tahun pelajaran baru, atau dalam langkah penyusunan program pengajaran, Guru BK hendaknya memprogramkan mengenai pembentukan Pembimbing Sebaya, caranya dapat melalui seleksi oleh Guru BK atau melalui angket sosiometri, siswa yang dipilih hendaknya adalah siswa yang populer dalam tiap kelasanya, hal ini penting agar siswa yang bermasalah di kelasnya mau membuka diri dalam memecahkan masalahnya, selain popular dianjurkan juga siswa yang mempunyai prestasi baik agar dalam memberilan pembimbingan kepada teman sebayanya mereka memiliki ketrampilan yang lebih.
Jumlah siswa yang diambil dari tiap kelas jangan terlalu banyak, untuk kelas dengan jumlah siswa 36, maksimal diambil lima orang untuk menjadi Pembimbing Sebaya, akan tetapi akan lebuh ideal tiga orang, sehingga masing-masing Pembimbing Sebaya mempunyai tanggung jawab mendampingi sebelas orang siswa.
Dari lima atau tiga orang yang telah dipilih di setiap kelasnya dengan cara menyebarkan angket sosiometri tadi kemudian dikumpulkan dan diberi penjelasan akan maksud dan tujuan pembentukan Pembimbing Sebaya, langkah-langkah yang akan di lakukan selama menjadi Pembimbing Sebaya.
Contoh format sosiometri:
Untuk teman curhat teman yang saya pilih adalah :
NO NAMA TEMAN YANG SAYA PILIH ALASAN
1
2
3
2. Pelatihan Pembimbing Teman Sebaya
Setelah proses seleksi calon Pembimbing Sebaya dilakukan, langkah berikutnya adalah mengadakan pelatihan Pembimbing Sebaya, Guru Bimbingan dan Konseling dan tiemnya harus memberikan semacam penataran kepada siswa-siswa yang telah terpilih di kelasnya, lama pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan diberikan. Waktu yang diambil jangan sampai mengganggu tugas pokok siswa-siswa dalam mengikuti pelajaran, jadi waktu pelatihan hendaknya dilaksanakan setelah selesai sekolah atau di hari-hari yang tidak efektif (hari minggu atau hari libur lainnya).
Dalam pelatihan tersebut hendaknya juga dibuat kesepakatan-kesepakatan atau aturan main yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh Pembimbing Sebaya.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini Guru Bimbingan dan Konseling memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa Pembimbing Sebaya seperti yang telah disepakati bersama dalam pelatihan misalnya :
a. Mencatat dan melaporkan mengenai data presensi siswa di kealasnya
b. Mencatat dan melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di kelasnya.
c. Melakukan kunjungan rumah kepada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan atau sakit, guna mencari informasi atau membezuk teman sekelasnya.
d. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.
e. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh Guru Bimbingan dan Konseling.
f. Menjadi sumber informasi bagi Guru Bimbingan dan Konseling.
g. Menjadi kepanjangan tangan Guru Bimbingan dan Konseling dalam menyampaikan informasi kepada siswa.
4. Materi-Materi yang Diberikan Dalam Pelatihan Pembimbing Sebaya
Materi yang diberikan dalam pelatihan Pembimbing Sebaya antara lain :
a. Pengertian Pembimbing Sebaya, peran dan fungsinya
b. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai Pembimbing Sebaya
c. Hakekat dan tujuan Bimbingan dan Konseling
d. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
e. Azas-azas Bimbingan dan Konseling
f. Karakteristik Remaja
g. Masalah-masalah yang sering dihadapi remaja
h. Pedoman wawancara
i. Tata karma
j. Aturan dan tata tertib sekolah.
k. Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan remaja.
4. Tahap Akhir atau Evaluasi
Setelah tahap demi tahap kegiatan dilakukan yaitu: pembentukan Pembimbing Sebaya, Pelatihan Pembimbing Sebaya dan pelaksanaan kegiatan Pembimbing Sebaya, maka tahap yang paling akhir yang harus dilakukan adalah tahapan evaluasai. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dan sejauh mana Pembimbing Sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan.
Dalam tahap akhir atau tahap evaluasi ini yang dilakukan adalah:
a. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan Pembimbing Sebaya dari kelas lain.
Dalam pertemuan ini masing-masing Pembimbing Sebaya dapat melakukan sharing dan membahas masalah-masalah yang muncul di kelas masing-masing dan cara penanganannya, dengan tetap memegang dan berprinsip bahwa masalah yang dialami bersifat rahasia.
b. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan Guru Pembimbing atau Guru BK
Dalam pertemuan ini Pembimbing Sebaya melaporkan kegiatan yang telah dilakukan, kendala-kendala yang dialami di lapangan dan memberikan masukan-masukan mengenai kegiatan yang akan dilakukan kemudian. Guru Pembimbing berkewajiban memberikan bimbingan dan saran-saran kepada Pembimbing Sebaya dalam mengatasi kendala-kendala yang ada.
c. Pertemuan antara Pembimbing Sebaya dengan stakeholder yang ada di sekolah, terutama Pembimbing Sebaya, Guru Bimbingan dan Konseling, wali kelas, dan Kepala Sekolah guna membahas dan melaporkan semua kegiatan yang telah dilakukan, hambatan dan kendala serta rencana dan tindak lanjut atas semua permasalahan yang ada. Kepala Sekolah berkewajiban memberikan masukan, saran dan nasihat kepada Pembimbing Sebaya mengenai kendala yang dihadapi serta saran dan nasihat untuk kegiatan yang akan datang. Dalam kegiatan ini masing-masing Pembimbing Sebaya melakukan sharing tentang berbagai permasalahan yang ada dan mengkonsultasikan permasalahannya kepada Guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling berkewajiban memberikan masukan-masukan yang berharga kepada Pembimbing Sebaya, dan membuat agenda kegiatan berikutnnya.
d. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan juga dimanfaatkan untuk konferensi kasus.
Pertemuan koordinasi ini dapat dilakukan sesuai jadwal misalnya seminggu sekali, sebulan sekali atau secara insidental sesuai kebutuhan.
C. Pembimbing Sebaya SMA N 1 Cangkringan
Sebagai langkah awal di tahun pelajaran 2007/2008 di SMA Negeri 1 Cangkringan, telah di bentuk Pembimbing Sebaya, awalnya adalah untuk melaksanakan program PIK KRR yang akhir-akhir ini sedang digalakkan dan dikembangkan oleh BKKBN, Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Bidang Keluarga Berencana Kabupaten Sleman.
Pembimbing Sebaya yang ada di SMA Negeri 1 Cangkringan untuk sementara adalah merupakan satu-satunya Pembimbing Sebaya yang ada di Kecamatan Cangkringan pada saat itu, hal ini terbukti ketika PIK KRR/Pembimbing Sebaya mengadakan acara dengan tema “Hak Reproduksi Remaja” dan mengundang sekolah-sekolah yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Cangkringan, baik SLTP maupun SLTA yakni : SMK Negeri 1 Cangkringan, SMA Sunan Kalijaga Cangkringan, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMP Negeri 1 Cangkringan, SMP Negeri 2 Cangkringan, SMP TD Cangkringan, SMA Negeri 1 Pakem, SMA Muhammadiyah Pakem, serta SMP lain yang ada di Kecamatan Cangkringan dan Pakem, mereka semua menyampaikan bahwa di sekolahnya belum terbentuk adanya Pembimbing Sebaya.
Akan tetapi mulai tahun pelajaran 2008/2009 di SLTA se Kecamatan Cangkringan telah mengikuti jejak kami dan telah membentuk adanya Pendidik Sebaya yaitu di SMK Negeri 1 Cangkringan, SMK Muhammadiyah Cangkringan, dan di SMA Sunan Kalijaga Cangkringan. Semua Pendidik Sebaya tersebut selalu mengadakan koordinasi dan tukar pendapat dengan Pembimbing Sebaya yang ada di SMA Negeri 1 Cangkringan guna menggali ide-ide dan saling bertukar pengalaman di antara Pendidik Sebaya di Kecamatan Cangkringan.
Penulis merasakan manfaat yang cukup besar dengan adanya Pembimbing Sebaya ini. Sehingga dengan inisiatif penulis sendiri memanfaatkan peluang yang ada ini demi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Sebagai langkah awal, penulis berkonsultasi kepada Kepala Sekolah mengenai maksud dan tujuan pembentukan Pembimbing Sebaya ini, kemudian melakukan koordinasi dengan staf dan dewan guru mengenai keberadaan Pembimbing Sebaya peran dan fungsinya.
Untuk tahun 2008/2009 ini merupakan tahun ke-dua adanya Pembimbing Sebaya di SMA N 1 Cangkringan. Dan kami telah mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait untuk menunjang keberhasilan program kami.
Lembaga-lembaga yang kami gandeng masih seputar lembaga atau instansi yang bergerak di bidang kesehatan, sehubungan dengan program Kesehatan Reproduksi (Kespro), lembaga tersebut antara lain :
1. Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
3. BKKBN Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
4. CHPSC (Center for Health Policy and Social Change), sebagai pendamping
5. ICBC sebagai pendamping
6. POLSEK Cangkringan
7. Puskesmas Cangkringan
8. Kecamatan Cangkringan
9. Sekolah-sekolah SLTA yang ada di Kecamatan Cangkringan yaitu :
a. SMK Negeri 1 Cangkringan
b. SMK Muhammadiyah Cangkringan
c. SMA Sunan Kalijaga Cangkringan.
Daftar Siswa Pembimbing Sebaya SMA N 1 Cangkringan.
NO NAMA KELAS NO HP
1 Amelia Krisna XI 08562546254
2 Margareha Putri XI
3 Nita yuniarti XI 081578757040/0274898342
4 Chepy Widyanti XI
5 Risdha M. XI 085643903044
6 Ani safitri XI 085729154686
7 M. Rizky Fahlevi XI 085729241986
8 M. Rifky Aminulloh XI 085643077193
9 Anggi Permata Sari XI
Siswa Pembimbing Sebaya periode tahun pelajaran 2008/2009 ini telah mengikuti pelatihan yang diadakan selama tiga hari yaitu pada tanggal 7, 8, 9 Juli 2008 (saat liburan kenaikan kelas), bertempat di Omah Jawi, Boyong, Pakem yang diadakan oleh CHPSC dan ICBC (lembaga yang mendampingi program Kespro) dan akan mengikuti pelatihan life skill pada tanggal 19 dan 20 Agustus 2008 bertempat di Omah Jawi, Boyong, Pakem.
Tema pelatihan yang diberikan masih berupa tema-tema kespro sedangkan yang langsung berkaitan dengan bimbingan dan konseling, penulis mengadakan sendiri di sekolah.
Idealnya keberadaan Pembimbing Sebaya ini ada di setiap kelas, akan tetapi untuk tahap awal penulis baru dapat memanfaatkan dan membentuk Pembimbing Sebaya ini di kelas XI, hal ini karena masih merupakan tahap simulasi di samping kelas yang penulis ampu adalah kelas XI. Meskipun demikian penulis telah banyak merasakan manfaat yang positif dengan adanya Pembimbing Sebaya ini.
Keberadaan Pembimbing Sebaya periode tahun lalu telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik antara lain :
1. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang bermasah dan melaporkan kepada Guru BK.
2. Melakukan pencatatan presensi setiap hari dan rekap presensi setiap akhir bulan dan akhir semester.
3. Memberikan solusi bagi temannya yang curhat
4. Melakukan kunjungan rumah terhadap teman yang tidak masuk tanpa keterangan.
5. Menyampaikan informasi kepada Guru BK tantang keadaan siswa di kelasnya.
6. Melakukan sosialisasi program terhadap teman-teman sekelasnya.
7. Menyampaikan informasi kepada teman sekelasnya akan informasi-informasi yang dia peroleh dari hasil pelatihan yang diikutinya.
8. Melakukan presentasi melalui Masa Orientasi Siswa (MOS), dengan tema “Tata Krama Siswa” dan “Cara Belajar”.
9. Pembuatan film yang telah diputar dalam acara tutup tahun dengan judul “Arti Sebuah Pengorbanan”, yang menceritakan tentang perjuangan seorang siswa dalam menempuh pendidikannya di SMA sehingga mereka berhasil meraih sukses dalam UNAS
10. Pembuatan majalah dinding dan papan bimbingan
11. Penyuluhan dan mengundang sekolah-sekolah di lingkungan SMA Negeri 1 Cangkringan.
Untuk tahun 2008/2009 ini mereka telah menyusun program dan rencana kerja guna membantu keberhasilan layanan Bimbingan dan Konseling. Rencana dan program kerjanya adalah sebagai berikut :
PROGRAM KERJA PS
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO NAMA KEGIATAN WAKTU
PELAKSANA KETERANGAN
1 Melakukan pencatatan presensi Setiap hari
PS dan Guru Pembimbing
2 Melakukan kunjungan rumah pada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan Sesuai kebutuhan PS, Guru Pembimbing, wali kelas
3 Melayani siswa yang curhat Setiap waktu PS , Guru BK
4 Pembuatan majalah dinding
Setiap bulan mulai bulan Agustus PS, Guru Pembimbing, Pembina mading
5 Penelitian tentang kasus-kasus BK Mulai bulan Agustus 2008 PS, Guru Pembimbing, Pembina KIR
6 Pembuatan film/teater tentang kasus BK Mulai September 2008 PS, Guru Pembimbing, guru teater Ditayangkan pada saat Tutup Tahun
7 Rapat koordinasi
Setiap bulan minggu terakhir PS, Guru BK, Ka.Sek
8 Penyuluhan melalui MOS Tgl 15 Juli 2008 PS
Guru BK
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kegiatan-demi kegiatan dalam metode Pembimbing Sebaya ini dilakukan, maka dapat dirasakan manfaat dan hasil yang signifikan dalam upaya optimalisasi Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA antara lain:
1. Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih optimal.
2. Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih efisien dan efektif.
3. Tugas-tugas Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah menjadi ringan dengan adanya siswa yang membantu.
4. Dapat membantu mengatasi masalah siswa dengan data yang lebih lengkap.
5. Siswa (Pembimbing Sebaya) menjadi lebih percaya diri karena diberi tanggungjawab oleh guru untuk menjadi bagian dari kegiatan sekolah.
6. Siswa yang bukan Pembimbing Sebaya merasa lebih nyaman curhat kepada temannya sendiri, tanpa ada perasaan takut, malu dan sungkan.
7. Masalah-masalah yang sebelumnya tidak terungkap menjadi terungkap, atas informasi dari Pembimbing Sebaya.
8. Peran Pembimbing Sebaya dalam layanan bimbingan dan konseling sangat strategis.
3. Saran
Setelah penulis merasakan manfaat menggunakan metode ini penulis menyarankan kepada:
1. Sejawat BK, agar mencoba metode ini, sepanjang tidak merampas hak-hak siswa sebagai pelajar yang juga punya tugas dan kewajiban belajar.
2. Kepada Kepala Sekolah dan Stafnya diharapkan mau memberi kesempatan kepada Guru Bimbingan dan Konseling untuk memilih metode-metode dan strategi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling demi efektifitas dan efisien serta optimalisasi Layanan Bimbingan dan konseling.
3. Pihak sekolah hendaknya dapat memfasilitasi kegiatan ini dengan cara selalu memberikan dukungan baik moral maupun matrial.
4. Semua guru yang ada di sekolah hendaknya dapat menyambut positif kegiatan ini, dengan tetap memberikan bimbingan kepada Pembimbing Sebaya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Kepada siswa yang diberi tugas sebagai Pembimbing Sebaya hendaknya mampu menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia Youth Partnership, Panduan Pendidikan Sebaya.
2. Kamus Bahasa Indonesia, 2002. Depdiknas, Balai Pustaka.
3. Lentera Sahaja, PKBI, 2000. Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta.
4. Prayitno, H. Prof. Dr. MSc.Ed. 1999. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka, Jakarta.
5. Supraktiknya,Dr. 1995. Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis,Kanisius, Yogyakarta.
1 komentar:
How to Bet on the Online Casino - KADGPintar
Betting on the kadangpintar online casino will have a lot of features including: · The minimum bet is หารายได้เสริม 100.00 EUR. · Odds 제왕카지노 for a range of games are displayed in red
Posting Komentar