BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapatmenemukan pribadi,mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan:
- Menemukan pribadi,maksudnya adalah agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal penggembangan lebih lanjut.
- Mengenal lingkungan,maksudnya adalah agar siswa mengenal secara obyektif lingkungan social dan ekonomi lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma,maupun lingkungan fisik dan menerima semua kondisi lingkungan itu ( lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat) secara positif dan dinamis pula.
- Merencanakan masa depan,maksudnya adalah agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri,baik yang menyangkut pendidikan,karir, dan keluarga.
Untuk itu peran Guru Bimbingan Konseling (BK),menjadi sangat penting,karena dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diuraikan diatas biasanya siswa mengalami hambatan-hambatan yang tidak mampu diatasinya sendiri,mereka butuh orang lain yang bisa membantu dan mau mengerti keadaan dirinya serta masalah-masalah yang dihadapinya.akan tetapi tidak semua orang bisa menjadi orang yang mau mengerti dan membantu semua kesulitan-kesulitannya itu, guru BK adalah salah satu orang yang dapat diharapkan oleh siswa dalam hal ini.Akan tetapi kenyataan dilapangan bahwa tugas guru BK itu sangat banyak,apalagi rasio guru BK dengan jumlah siswa sangat tidak seimbang, bila pemerintah telah menetapkan tiap satu guru BK mengampu 150 siswa atau 1:150 saja dirasa masih terlalu berat, kenyataan dilapangan rasio bisa 1:250, bahkan lebih, sehingga banyak tugas BK yang terbengkalai terutama tugas administrasi , Selain itu siswa kadang-kadang kurang terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada guru BK,karena ada perasaan sungkan,malu dan takut, satu-satunya tempat atau orang yang bisa diajak bicara,menyampaikan segala permasalahan adalah teman sebayanya disekolah.
Untuk itulah maka guru BK harus mampu menangkap potensi yang ada yang harus diberdayakan, yaitu teman sebayanya atau teman sekelasnya. Agar mereka dapat dijadikan mitra guru BK dan menjadi alternatif bagi siswa dalam menyelesaikan masalahnya, dan pembimbing sebaya ini juga dapat membantu tugas guru BK sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai siswa.
Guru BK berkewajiban memberikan bekal pengetahuan kepada siswa agar siswa-siswa tersebut dapat berperan aktif dalam tugas sebagai pembimbing sebaya sesuai tujuan yang diharapkan.
- Ruang Lingkup
Metode Pembimbing Teman Sebaya ( PTS ) ini, diperuntukan bagi siswa SMA kelas X, XI, dan XII ,khususnya di SMA N 1 Cangkringan,tahun pelajaran 2006-2007.Siswa SMA cocok dengan metode ini karena usia siswa SMA ini adalah usia remaja yang berkisar antara 16 tahun sampai 19 tahun dan dianggap telah mampu memikul tugas-tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh guru BK meskipun masih harus dengan pembimbingan terus menerus, jadi yang dimaksud Pembimbing Teman Sebaya ( PTS ) adalah siswa SMA ditempat penulis mengabdi.
- Tujuan
Metode Pembimbing Teman Sebaya ini mempunyai tujuan antara lain:
a) Agar pelayanan Bimbingan Konseling menjadi lebih optimal
b) Agar pelayanan Bimbingan Konseling lebih efisien dan efektif
c) Agar mampu mengungkap berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dengan bantuan teman sebayanya
d) Agar dapat memberikan bantuan kepada siswa dengan data yang lebih lengkap yang diperoleh dari teman sebayanya
e) Agar siswa dapat menjadi mediator dalam proses pemberian bantuan kepada siswa lain
f) Melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru BK
g) Dapat membantu tugas-tugas guru BK ( yang tidak bersifat rahasia)
BAB II
PENTINGNYA METODE PEMBIMBING TEMAN SEBAYA
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa ,dimana masa ini merupakan periode perubahan yang meliputi perubahan fisik,emosi dan perilaku sosial.
Masa remaja merupakan usia bermasalah,dan masalah-masalah yang timbul sulit untuk diatasi sendiri,hal ini dikarenakan pada usia kanak-kanak sebagian besar masalah yang timbul diatasi oleh orangtua dan guru,sehingga remaja belum mempunyai pengalaman dalam mengatasi masalah yang dihadapinya,disisi lain remaja merasa dirinya sudah dewasa dan mampu mengatasi sendiri masalahnya tanpa bantuan orangtua atau gurunya,hal ini wajar karena masa remaja merupakan masa mencari identitas diri,yaitu masa menemukan jatidirinya dan peran apa yang harus diambil dalam masyarakat,olehkarena itu dalam masa remaja ini sering terjadi konflik dalam diri remaja tersebut.
Orangtua dan guru punya peran yang sangat penting dalam rangka membantu remaja menemukan jati diri remaja tersebut,akan tetapi seringkali remaja tidak mau berterusterang kepada orangtua atau gurunya yang disebabkan banyak faktor,antara lain :
Ø Perasaan malu
Ø Perasaan takut
Ø Perasaan gengsi
Ø Dll
Maka guru BK sebagai tenaga yang bertanggung jawab terhadap permasalahan remaja disekolah wajib mencari solusi bagi permasalahan diatas.Pembimbing Teman Sebaya merupakan jawaban bagi permasalahan ini.
- Langkah-langkah Kegiatan
I. Pembentukan Pembimbing Teman Sebaya
Diawal tahun pelajaran baru,atau dalam langkah penyusunan program pengajaran guru BK hendaknya memprogramkam mengenai pembentukan Pembimbing Teman Sebaya,caranya dapat melalui seleksi oleh guru BK atau melalui angket sosiometri,siswa yang dipilih hendaknya adalah siswa yang populer dalam tiap kelasanya,hal ini penting agar siswa yang bermasalah dikelasnya mau membuka diri dalam memecahkan masalahnya.Jumlah siswa yang diambil dari tiap kelas jangan terlalu banyak,untuk kelas dengan jumlah siswa 38, maksimal diambil 5 orang untuk menjadi Pembimbing Teman Sebaya.
II. Pelatihan Pembimbing Teman Sebaya
Setelah proses seleksi calon pembimbing Teman Sebaya dilakukan,langkah berikutnya adalah mengadakan pelatihan pembimbing teman sebaya, guru BK dan tiemnya harus memberikan semacam penataran kepada siswa-siswa yang telah terpilih dikelasnya, Lama pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan diberikan.Waktu yang diambil jangan sampai mengganggu tugas pokok siswa-siswa dalam mengikuti pelajaran, jadi waktu bisa dilaksanakan setelah selesai sekolah atau dihari-hari yang tidak efektif.
III. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini guru BK memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa Pembimbing Teman Sebaya misalnya :
- Mencatat dan melaporkan mengenai data presensi siswa di kealasnya
- Mencatat dan melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di kelasnya.
- Melakukan kunjungan rumah kepada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan atau sakit, guna mencari informasi atau membezuk teman sekelasnya.
- Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.
- Menjadi sumber informasi bagi guru BK.
IV. Materi-materi yang Diberikan Dalam Pelatihan Pembimbing Teman Sebaya
Materi yang diberikan dalam pelatihan Pembimbing Sebaya antara lain :
- Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling
- Azas-azas Bimbingan Konseling
- Karakteristik Remaja
- Masalah-masalah yang sering dihadapi remaja
- Pedoman wawancara
- Tata karma
- dll
v. Tahap akhir atau Evaluasi
dalam tahap akhir atau tahap evaluasi ini diadakan pertemuan antara sesama
Pembimbing Teman Sebaya dan antara Pembimbing Teman Sebaya dengan guru BK. Dalam kegiatan ini masing-masing Pembimbing Teman Sebaya melakukan sharing tentang berbagai permasalahan yang ada dan mengkonsultasikan permasalahannya kepada guru BK, guru BK berkewajiban memberikan masukan-masukan yang berharga kepada Pembimbing Teman Sebaya,dan membuat agenda kegiatan berikutnnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kegiatan-demi kegiatan dalam metode Pembimbing Teman Sebaya ini dilakukan, maka dapat di rasakan manfaat dan hasil yang signifikan dalam upaya optimalisasi layanan BK di SMA antara lain:
- Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih optimal.
- Layanan Bimbingan Konseling di SMA menjadi lebih efisien dan efektif.
- Tugas-tugas guru BK disekolah menjadi ringan dengan adanya siswa yang membantu.
- Dapat membantu mengatasi masalah siswa dengan data yang lebih lengkap.
- Siswa ( Pembimbing Teman Sebaya ) menjadi lebih percaya diri karena diberi tanggungjawab oleh guru.
- Siswa yang bukan Pembimbing Teman Sebaya merasa lebih nyaman curhat kepada temannya sendiri,tanpa ada perasaan takut,malu dll.
- Masalah-masalah yang sebelumnya tidak terungkap menjadi terungkap.
- Saran
Setelah penulis merasakan manfaat menggunakan metode ini penulis menyarankan kepada sejawat BK,agar mencoba metode ini, sepanjang tidak merampas hak-hak siswa sebagai pelajar yang juga punya tugas dan kewajiban belajar.
Daftar pustaka
- A. Supraktiknya,Dr. 1995. Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis,Kanisius, Yogyakarta.
- Lentera Sahaja, PKBI, 2000. Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta.
- Prayitno, H. Prof. Dr. MSc.Ed. 1999. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka, Jakarta.